Suasana begitu ramai karena pas hari ini takmir Masjid An Nur kedatangan tamu dari takmir masjid Negeri Sembilan Malaysia.
Masjid ini memiliki dua lantai. Bagian atas untuk sholat dan di bagian bawah ada perputaskaan, aula, ruang pertemuan, dan ruang kantor masjid. Untuk aula, bisa difungsikan sebagai resepsi pernikahan, seminar, dan lain-lain.
Bagian dalam Masjid Agung An Nur sangat nyaman. Tempat sholatnya pun dingin, sehingga membuat hati semakin sejuk. Ibadah bisa lebih khusyuk.
Masjid Agung An-Nur dibangun tahun 1968 dan diresmikan oleh Gubernur Riau, Arifin Ahmad. Kemudian saat Gubernur Saleh Djasit menjabat, masjid ini mengalami renovasi besar-besaran. Sampai-sampai harus menggusur Stadion hangtuah, markasnya tim sepakbola PSPS Pekanbaru. Kini, Masjid Agung An-Nur punya luas 12,6 hektar yang dulunya hanya 4 hektar saja.
Menariknya, masjid ini bersebelahan dengan Gereja Huria
Kristen Batak Protestan (HKBP) Pekanbaru, yang hanya dipisahkan dengan Jalan
Hang Tuah. Tapi, semuanya berjalan harmonis dan rukun dengan melaksanakan
ibadah dan keyakinan masing-masing.
Inilah salah
satu simbol dari kebhinekaan Indonesia, kita hidup dinegara yang multikultural,
berbagai macam bahasa, suku, ras, dan Agama. tetapi saling damai.
Sebenarnya gak cuma contoh Masjid An-Nur dan Gereja HKBP di Pekanbaru aja, tetapi banyak contoh yang lain.
Sebenarnya gak cuma contoh Masjid An-Nur dan Gereja HKBP di Pekanbaru aja, tetapi banyak contoh yang lain.
Banyak yang bilang tak perlu jauh-jauh ke India untuk melihat Taj Mahal. Di Pekanbaru, Riau ada Masjid Agung An-Nur yang mirip dengan Taj Mahal di Negeri Bollywood tersebut. Bedanya, kalau di Riau warna masjidnya dominan hijau. Masjid An Nur adalah gabungan arsitektur Melayu, Arab dan Turki dan telah menjadi ikon Kota Pekanbaru.
Rudy Salam
Pekanbaru, 15.06 WIB
No comments:
Post a Comment