Sunday 29 October 2017

Berkunjung Ke Bangka Botanical Garden



Di ketinggian sekitar 1000 m dari permukaan tanah Pulau Bangka, kubangan-kubangan bekas tambang timah terlihat jelas di beberapa titik. Galian bekas tambang timah tersebut dibiarkan menganga. Kolam bekas tambang timah yang sudah berlangsung hampir 200 tahun lalu, baik yang dibuat oleh perusahaan besar maupun para penambang ilegal. Bangka dan Belitung adalah penghasil sekitar 90% timah Indonesia. Namun, dampak buruknya terhadap lingkungan sungguh tak terbayangkan.


Apa jadinya Pulau Bangka jika pertambangan terus berlangsung sementara bekas-bekas tambangnya tak pernah diperhatikan? Untunglah, ada satu kegiatan yang telah dilakukan dan bisa direplikasikan di tempat lain di Bangka yaitu Bangka Botanical Garden. BBG merupakan kawasan seluas 300 hektar yang memadukan pertanian, peternakan, dan perikanan yang kini menjadi ikon agrowisata di Pulau Bangka.

Awalnya, wilayah ini bekas galian tambang timah terbengkalai yang kemudian direstorasi pada tahun 2010 lalu. Ada 4 hal yang bisa dilakukan disini yaitu sebagai sarana edukasi, perbaikan lingkungan, wahana rekreasi, serta lahan pendapatan bagi karyawan dan masyarakat sekitar.


Wilayah ini dikelilingi tumbuhan perdu sebagai pagar hias. BBG juga menggunakan sistem terpadu yang semuanya berkait yaitu peternakan, perikanan, dan perkebunan. Ketiganya saling mendukung guna mensukseskan konsep zero waste yang dikembangkan oleh pengelola.


Kawasan ini juga menjadi pusat pembibitan beragam jenis tanaman, ikan air tawar, tambak budi daya ikan, peternakan sapi perah dan potong, hingga mencetak persawahan yang ditanami palawija.


Ya.... kawasan yang dulunya merupakan ancaman bagi lingkungan, kini berubah menjadi sumber harapan bagi masyarakat sekitar. Dengan kemauan kuat dan inovasi, lahan yang dulunya kritis dan ‘terbuang’, kini bertransformasi menjadi tempat yang produktif dan bermanfaat langsung bagi masyarakat.


Sungguh ide yang patut diapresiasi.....