Wednesday 26 December 2012

Berkunjung ke Pulau Sarinah

Naik Perahu Menuju Pulau Sarinah








Terletak sekitar 30 kilometer dari pusat kota Sidoarjo, kini masyarakat umum dapat menikmati keindahan Pulau Sarinah, untuk melihat lebih dekat konservasi hewan dan tanaman bakau. 


kapal nelayan yang disewakan 
Di Pulau yang dibangun dari reklamasi endapan lumpur lapindo sejak tahun 2009 ini, masyarakat juga dapat menikmati makanan khas laut yang diambil langsung oleh nelayan di tepi muara sungai. Selain sebagai tempat wisata keluarga yang murah, dipulau Sarinah ini juga dapat dilihat sarana konservasi tanaman bakau dan ikan serta berbagai jenis hewan laut yang dapat dimasak untuk dinikmati bersama keluarga atau kerabat. Untuk menuju ke pulau Sarinah yang terletak sekitar 30 kilometer dari pusat kota sidoarjo ini, dibutuhkan waktu sekitar 1 jam dengan jalan darat. Setelah sampai di kawasan dusun Tlocor desa Kedungpandan kecamatan jabon, masyarakat langsung bisa menggunakan perahu yang disewakan nelayan Rp 10.000 per orang untuk pulang pergi. 

Hamparan Air Payau menuju pulau Sarinah

Biasanya Pulau Sarinah yang dibangun sejak tahun 2009 seluas 90 hektar ini ramai dikunjungi oleh wisatawan pada hari minggu atau hari libur nasional, khususnya bagi wisatawan yang memiliki hobby memancing atau makan makanan seafood. Di bawah gubuk kayu yang disediakan badan Penanggulangan lumpur sidoarjo ( BPLS ), wisatawan dapat menikmati makanan laut, seperti kepiting, udang, dan ikan laut yang dipesan melalui nelayan setempat. Konservasi wanamina ini merupakan hal yang terbaik yang dilakukan oleh BPLS untuk menjaga ekosistem diwilayah penanggulangan lumpur Sidoarjo. Ini dibuat untuk mencegah abrasi dan erosi dari ombak. Ini juga menunjukkan jika pembuangan lumpur ke kali Porong tidak merusak ekosistem alam. Sementara untuk wisatawan yang hobby memancing bisa langsung menuju ke laut lepas yang hanya terletak sekitar 750 meter dari Pulau Sarinah dengan menggunakan perahu nelayan.


Pulau sarinah
Aneka Seafood

Wednesday 19 December 2012

Berkemah Di Alam Terbuka


Lokasi perkemahan

Mengajak keluarga berkemah bisa menjadi pilihan menyenangkan dalam menghabiskan waktu liburan, menikmati hari di alam terbuka akan lebih baik dibandingkan mengajak anak bermain di mall-mall. Selain bisa menghemat pengeluaran, berkemah pun mengajarkan anak agar lebih menghargai alam. 

menyalakan api unggun

Berikut ini beberapa manfaat berkemah baik untuk keluarga juga perkembangan anak :
  1. Berkemah mampu menciptakan keakraban antar anggota keluarga. Pengalaman selama anak   berkemah dapat memberikan kenangan tersendiri.
  2. Berkemah bagi anak-anak, dapat memberikan pelajaran bertahan hidup. Misalnya, bagaimana menyalakan api, memasak air, membuat makanan, membangun tenda dan hal lainnya.
  3. Berkemah mengajarkan anak untuk bisa bekerjasama dengan oranglain, misalnya dalam pembangunan tenda yang tidak bisa dilakukan sendirian.
  4. Mendorong anak untuk untuk mengetahui banyak informasi dan pengetahuan mengenai bentuk-bentuk alam yang ada disekitarnya.
persiapan memasak untuk sarapan
suasana di malam hari
makan malam

Ungkapkan rencana anda mengajak anak berkemah di alam bebas. Berikan alasan mengapa berkemah itu menyenangkan. jika seluruh anggota keluarga setuju, mulailah melakukan persiapan seperti berikut ini :

  • Pilihlah lokasi untuk berkemah, pastikan yang aman untuk anggota keluarga.
  • Peralatan yang dipilih untuk berkemah haruslah bermanfaat, mudah dibawa dan aman
  • Usahakan membawa pakaian tipis maupun tebal, Tipis jika menghadapi cuaca panas dan tebal ketika memasuki malam hari
  • Bawalah sepatu dan sandal yang sederhana, jangan terlalu mewah. di bumi perkemahan akan banyak rintangan-rintangan seperti sungai, lumpur, sehingga kemungkinan besar terkena lumpur.
  • Bawalah tas berukuran besar yang cukup memuat barang bawaan anda
  • Bawalah tenda yang ukurannya bisa menampung seluruh anggota keluarga. jika tidak memiliki tenda , anda bisa menyewa di tempat penyewaan
  • Membawa peralatan masak, seperti kompor kecil, panci, alat makan dan lainnya
  • Jangan lupa membawa senter untuk alat penerangan di malam hari.
  • Membawa beras secukupnya.
  • Membawa air minum.
  • Jika anda membawa kompor gas kecil, maka harus menyiapkan tabung gas
  • Membawa makanan siap saji, seperti roti, biskuit dll
  • menikmati suasana kebersamaan
  • Membawa barang tambahan lainnya seperti tikar, tali, obatnyamuk dan obat-obatan.
menghangatkan badan
pemasangan tenda
Ingin mengajak anak agar lebih mencintai alam dan melestarikannya dengan cara menyenangkansekaligus mengakrabkan hubungan antar anggota keluarga ?? Mengajak anak berkemah salah satu jawabannya.

Selamat mencobanya !!!!
perjalanan ke lokasi
jalan-jalan dimalam hari

makan bersama

Tuesday 18 December 2012

Telaga Warna Dieng Wonosobo


Telaga Warna Adalah objek wisata yang terletak di dieng, Kecamatan Kejajar Wonosobo. Telaga Warna merupakan salah satu objek wisata andalan Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah. Arah objek wisata Telaga Warna dengan Wonosobo sekitar 26 Km dapat ditempuh dengan rute Arah utara kota Wonosobo, dengan menggunkan bus jurusan Wonosobo – Dieng Batur. Telaga Warna memiliki keunikan tersendiri berkaitan dengan warna telaga. Terkadang berwarna hijau dan kuning atau berwarna warni mirip pelangi karena Telaga Warna memiliki kandungan sulfur yang cukup tinggi.


Objek Wisata Telaga Warna banyak dikunjungi oleh turis domestik maupun mancanegara, karena keindahannya, disamping itu hawa udaranya yang segar. untuk masuk ke objek wisata telaga warna penggunjung dikenakan biaya Rp.5000 (Lima ribu rupiah) (*). Disebelah Telaga Warna terdapat Telaga Pengilon, Airnya yang jernih seperti cermin itulah yang membuat penduduk setempat memberi nama Telaga Pengilon. Mitos penduduk menyebutkan bila danau ini bisa untuk mengetahui isi hati manusia. Bila ia terlihat cantik atau tampan ketika memandang air telaga ini, maka hatinya baik. Sebaliknya, ia termasuk orang berhati busuk. Selain danau, ada tiga gua, batu belik dan batu tulis di kompleks wisata ini. Ada Gua Semar, Gua Sumur dan Gua Jaran. Pengunjung bisa langsung mengetahui nama gua itu karena ada arca Semar di depannya. Semar adalah salah satu punakawan yang dianggap paling bijaksana. Dinamai Gua Semar karena penduduk setempat percaya bila gua ini dijaga oleh Eyang Semar. Banyak orang bersemedi di gua ini, laki atau perempuan dengan tujuan menginginkan keselamatan. Di antaranya, banyak yang berstatus pejabat di negeri ini. Tidak jauh melangkah telah menunggu Gua Sumur. Di depannya ada arca wanita dengan membawa kendi. Gua ini memang memiliki kolam kecil yang airnya konon bertuah. Banyak yang percaya air di Gua Sumur ini bisa menyembuhkan berbagai penyakit dan membuat kulit jadi lebih cantik. Adapula yang menggunakannya untuk upacara suci, umat Hindu dari Bali, misalnya. Mereka menggunakan air gua ini untuk upacara Muspre atau Mabakti.


Gua berikutnya, yaitu Gua Jaran. Gua Jaran atau Gua Kuda dikisahkan dulunya menjadi tempat pertapaan Resi Kendaliseto. Suatu saat ketika hujan deras, ada seekor kuda yang berteduh di dalamnya. Anehnya, ketika kuda itukeluar dari lubang itu keesokan harinya, kuda itu telah berbadan dua. Tidak diceritakan apakah kuda itu betina atau jantan. Namun, sebagian masyarakat percaya bila gua ini bisa digunakan untuk semedi para wanita yang sulit mendapatkan keturunan. Di antara tiga gua itu, Gua Jaran bisa dimasuki tanpa juru kunci. Gua Sumur dan Gua Semar bila tidak ada juru kunci biasanya dikunci untuk menjaga kesucian. Di sebelah Gua Jaran, ada Batu Belik Cundamanik. Serupa dengan Gua Semar, banyak orang bertapa di situ dengan tujuan mencari keselamatan. Selanjutnya, ada Batu Tulis. Barang siapa ingin anaknya bisa lancar membaca dan menulis, bisa ke lokasi ini untuk berdoa.

Ada lagi mitos yang menyebutkan bila tidak ada ular di kawasan ini. Jadi, barang siapa melihat ular di kompleks Telaga Warna, ia harus was-was. Mungkin akan ada hal buruk yang terjadi pada dirinya. Selain itu, pengunjung disarankan untuk menjaga omongan mereka selama menjelajahi kawasan ini. Pasalnya, tempat ini termasuk disakralkan. Mitos dan legenda itu hanyalah kepercayaan masyarakat setempat. Boleh percaya atau tidak.

Mitos Telaga Warna
Menurut masyarakat setempat, ada suatu kisah yang menyebabkan warna danau alias telaga itu berwarna-warni. Konon, dahulu ada cincin milik bangsawan setempat yang bertuah namun terjatuh ke dasar telaga.
Sementara dari kajian ilmiah, telaga ini merupakan kawah gunung berapi yang mengandung belerang. Akibatnya, bila air telaga terkena sinar matahari akan dibiaskan menjadi warna-warni yang indah.

Fasilitas Yang Tersedia Disekitar Telaga Warna, Wonosobo:
Didalam objek wisata telaga warna terdapat sebuah mushola, dan beberapa pusat oleh – oleh khas dieng. Pengunjung juga dapat memanfaatkan penginapan yang tersedia di dieng.
kepingin kesana…….!!!! ke telaga ini….!!!! hehe 

Monday 17 December 2012

Kenapa Harus Naik Gunung ???



Ada satu kutipan "suatu bangsa tidak akan pernah kekurangan pemimpin apabila generasi mudanya suka naik gunung..", kenapa harus naik gunung? apa enaknya naik gunung? yang ga suka naik gunung pasti heran dan bertanya-tanya, kenapa ada manusia yang rela capek-capek bawa tas segede karung beras terus jalan kaki berkilo-kilo meter? kenapa ada manusia yang rela ngabisin malam tidur di dalam tenda dengan suhu sedingin kulkas? atau bersusah payah jalan merangkak lewat setapak sempit berbatu? atau mengambil resiko tersesat di gelapnya hutan rimba? kenapa ga disini aja? tidur enak, makan minum enak, ngapa-ngapain aja juga enak.. kenapa harus dipersulit? kenapa harus naik gunung?

ya, memang kalau dilihat dari sudut pandang seperti itu, naik gunung sama sekali tidak menyenangkan.. apa asyiknya jalan kaki sejauh 17 km? apa senengnya tersesat di hutan rimba? mau makan aja harus susah payah masak dulu, apa enaknya? di gunung juga ga ada listrik, ga ada sinyal, ga bisa internetan, ga bisa chatting, ga ada mall, ga ada kamar mandi.. bahkan banyak gunung yang ga ada sumber airnya.. trus kenapa masih ada yang suka naik gunung?

jawaban setiap orang pasti berbeda, ada yang karena menyukai tantangan, gemar berpetualang, ada yang karena mencintai keindahan, kedamaian, dll.. apapun alasannya, sebenarnya banyak sekali manfaat yang didapat dari naik gunung.. di gunung kita akan mengerti bahwa dalam hidup ini ada yang lebih penting dari uang atau karir, kita akan belajar tentang kebersamaan, kita akan belajar bahwa diperlukan sebuah perjuangan untuk mendapatkan sesuatu yang berharga. ketika tersesat kita akan belajar bagaimana berfikir dan bersikap cepat, tanggap, dan tepat.. dan saat itu kita dituntut untuk selalu tenang dalam menghadapi apa yang ada di depan kita, kita akan belajar tentang mengambil resiko, tentang tanggung jawab, tentang keberanian.. kita akan menguji diri kita sendiri, melewati batas - batas yang mengurung diri kita, dll..

selain itu, dengan menyaksikan keindahan alam negeri ini, akan tumbuh suatu perasaan cinta yang kuat pada tanah air.. rasa nasionalisme. kita akan lebih menghormati warna merah putih sebagai warna bendera kita..

Soe Hok Gie pernah berkata "kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami, kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. seseorang hanya bisa mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. karena itulah kami naik gunung"

memang benar, patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. dan tanpa bermaksud sinis, mungkin bukan kenaikan gaji, kendaraan dinas mewah, atau kantor-kantor megah yang dibutuhkan wakil-wakil kita dipemerintahan, tapi sebuah perjalanan mendaki gunung. berjalan melihat keindahan alam dari negeri yang mereka pimpin. berbicara dengan bangsa ini melalui lidah-lidah rakyat pedalaman, memahami jiwa bangsa ini dari dekat.. menghayati dan menghidupkan lagi pancasila sebagai ideologi bangsa..

di gunung kita akan meninggalkan semua yang membuat kita nyaman, fisik dan mental kita benar-benar di uji. untuk menikmati keindahan alam yang tersembunyi di balik bukit-bukit terjal kita harus berjuang dulu, berjalan melewati rimba, naik turun tanjakan berbatu.. namun ketika kita sampai di tujuan, kita akan merasa bangga telah melewati semua rintangan, dan sekaligus merasa begitu kecil dihadapan kebesaran tuhan. dari situ akan timbul suatu perasaan aneh yang selalu membuat kita ingin kembali ke alam..

"seorang yang mencapai puncak gunung, menjadi saksi atas keindahan semesta, tidak bisa ia tidak berfikir tentang kebesaran tuhan."

dan jika masih ada yang tanya kenapa ada yang suka naik gunung? saya kira tidak ada satupun dari kita yang bisa menjawabnya, tidak ada jawaban untuk pertanyaan seperti itu, di gunung hanya ada sesuatu untuk dirasakan namun sulit di jelaskan.. harus naik gunung untuk bisa mengerti jawabannya.. :)