Monday 27 December 2021

Hikmah dalam Perbedaan

 


Harus disadari bahwasanya Bumi merupakan tempat tinggal seluruh umat manusia dan makhluk lainnya. Sesungguhnya kita merupakan sebuah keluarga besar. Kita hidup di bawah langit dan berpijak di pertiwi yang sama, yaitu Bangsa Indonesia yang Indah ini. Dan Tuhan sebagai penguasa kita semua. Walau kenyataannya semua orang berbicara berbeda-beda, dan menganut agama berbeda-beda pula, namun semuanya seperti dalam satu wadah, semogalah kita tiada saling membenci.

Laksana tubuh kita yang terdiri dari beragam organ, dengan masing-masing fungsinya, atau seperti seperangkat gamelan yang menghasilkan nada berbeda, namun semuanya hadir untuk saling melengkapi. Sehingga, menghasilkan mozaik kehidupan yang dinasmis, indah dan harmoni. 

Demikian pula manusia yang berbeda, semuanya hadir membawa  bakat, dan guna yang berbeda. Namun, semuanya memiliki tujuan hidup yang sama yakni hidup bahagia dan terhindar dari penderitaan, baik jasmani dan rohani. Untuk itu, tidak ada alasan bagi kita untuk mengklaim sebuah kebenaran, apalagi mengembangkan rasa dengki, picik, fanatisme sempit.

Harus kita sadari kembali bahwasanya Tuhan Yang Maha Esa meresapi semua makhluk. Semua kenampakan  yang ada di semesta ini sejatinya adalah wujud kosmis dari Tuhan.

Konsep ini tentu  mengisyaratkan bahwasanya kita tidak memiliki legitimasi untuk membenci orang lain. Sebab, di dalam setiap mahluk ada esensi Ketuhanan yang sama. Itu sebabnya, tidaklah salah pendiri Bangsa ini menjadikan Sesanti Tutur Sutasoma sebagai perekat keberagaman Indonesia: Bhineka Tunggal Ika.

Untuk itu, sekali lagi, saya mengajak  untuk selalu dapat Hidup dalam harmoni dan kerukunan. Hendaknyalah kita bersatu dan bekerja sama. Berbicara  dengan satu bahasa (Bahasa Kasih Sayang) sehingga kita bisa berkembang, maju bersama-sama dalam bingkai saling asih, saling asuh, dan saling asah. Seperti apa yang telah dicontohkan oleh orang-orang suci di masa lalu yang telah melaksanakan  kewajibannya di jalan kebenaran sejati, semestinya demikianlah kita tidak goyah dan terbawa egoisme sempit.

“Tujuan pengetahuan adalah kearifan. Tujuan peradaban adalah kesempurnaan. Tujuan kebijaksanaan adalah kebebasan. Dan, tujuan pendidikan adalah karakter yang baik”.

Mari kita kembangkan sikap dan sifat mencintai semua dan tidak membenci siapapun. Dengan demikian, kita akan dapat membangun peradaban kehidupan yang lebih santun, lebih beradab dan berkesalehan sosial.

Hanya dengan hidup Harmoni kita bisa tumbuh menjadi bangsa yang maju dan sejahtera. Karena kebencian hanya akan berujung pada penderitaan dan perpecahan.