Wednesday 30 December 2020

Renungan Pergantian Tahun 2020

 

Satu hari lagi, kita semua akan melakukan “Tutup Buku” pada Tahun 2020. Banyak kejadian dan pengalaman yang tercatat di dalam buku tersebut. Apalagi 2020 adalah tahun yang sangat berat. Bahkan tinta yang tergores disana berbagai corak dan warna, baik itu permanen maupun boardmaker. Bisa juga sampai meminjam tinta milik sahabat, teman dan tetangga sebelah ketika tinta kehidupan kita sudah tidak lagi menyisakan bekas dalam Buku tersebut. Buku Kehidupan namanya.

Dan bahkan, suatu ketika bisa saja kita yang berbaik kepada sahabat, teman dan tetangga kita tersebut dengan meminjamkan tinta kehidupan milik kita.

Saya menyebutnya sebagai warna – warni kehidupan. Saling memberi dan saling menerima, saling sapa dan saling menjawab. Kehidupan memang berwarna.

Jujur, sebenarnya saya tidak pernah merasakan bahwa ada sesuatu yang istimewa saat pergantian tahun. Apa mungkin saya yang terlalu kecil untuk merasakan sesuatu yang menurut orang lain besar. Perayaan Pergantian Tahun.

Bagi saya, biasa saja. Tidak lebih dari sekedar pergantian tanggal seperti malam kemarin menjadi hari ini.

Pergantian Tahun juga tidak lupa mengingatkan kita bahwa jatah hidup kita di dunia ini semakin berkurang. Dan mengingatkan kita tentang pentingnya waktu. Apakah besok masih akan menikmati kembali kehidupan di bumi ini? Untuk berapa lama lagi? dan berapa pergantian tahun lagi? Ingat itu kawan…

Berapa lama lagi sebenarnya bukan pertanyaan penting sebenarnya. Yang penting bagi kita adalah mengetahui apakah hidup ini telah berjalan sesuai dengan design Ilahi? Apakah hidup ini sudah efektif? Apakah Talenta dan kesempatan yang sudah diberikan sudah terpakai secara maksimal? Karena tanpa menjawab pertanyaan ini kemungkinan kita akan terjebak dalam kehidupan yang sama dengan mayoritas umat manusia di akhir kehidupan mereka. Tak di kenal, tak diingat lagi.

Apa kontribusi dan warisan yang ingin kita tinggalkan dimuka bumi ini? Dengan apa dan berapa lama Anda ingin dikenang?

“Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati maninggalkan belang, manusia mati meninggalkan….?” Jawabannya ada di hati Anda masing-masing!

Kembali saya mengingatkan, Hati-hati dengan resolusi tahun baru anda.

Selamat tinggal 2020 dan Selamat datang 2021. Semoga di Tahun yang akan datang, kita semua bergerak ke arah yang lebih baik. Aamiin.....


Friday 4 December 2020

Sebuah Coretan Tentang Rasa Syukur


"Berbanggalah dengan apa yang kamu lakukan karena dunia cukup untuk membuatmu merasa bersalah atas hal-hal yang belum kamu lakukan", adalah salah satu quote yang pernah saya baca dari seorang penulis dari India yang bernama Somya Kedia. Kalimat tersebut saya pilih sebagai pembuka tulisan saya di malam ini. 

Setelah saya hitung ternyata sudah belasan tahun saya menggeluti bidang pemeriksaan di Industri Keuangan. Profesi ini mengharuskan saya berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Hal ini memberikan saya  kesempatan untuk mengunjungi banyak sekali tempat yang sebelumnya belum pernah saya bayangkan. 

Setidaknya sudah 70 pulau di Indonesia yang pernah saya singgahi, diantaranya :

1.Batam

2.Tonton

3.Nipah

4.Rempang

5.Setoko

6.Galang

7.Galang Baru

8.Bintan

9.Penyengat

10.Sabang

11.Sumatera

12.Tangkil

13.Bangka

14.Jawa

15.Kalimantan

16.Sulawesi

17.Madura

18.Bali

19.Ternate

20.Tidore

21.Halmahera

22.Maitara

23.Bawean

24.Gili Timur

25.Gili Barat

26.Noko

27.Karimun Jawa

28.Menjangan Besar

29.Menjangan Kecil

30.Samosir

31.Nusakambangan

32.Gili Ketapang

33.Ambon

34.Seram

35.Langgur / Kei Kecil

36.Dullah

37.Yeer Teran Ratut Ohoi Letman

38.Buton

39.P.Makassar

40.Lombok

41.Sumbawa

42.Bungin

43.Moyo

44.Timor

45.Sumba

46.Flores

47.Wangi-wangi

48.Kapota

49.Bokori

50.Kumo Halmahera Utara

51.Morotai

52.Kakara

53.Warmar Dobo

54.Wokam

55.Gili Genting

56.Muna

57.Papua

58.Yamdena

59.Sulabes

60.Kucing Sanana

61.Bacan

62.Buru

63.Astubun

64.Gili Trawangan

65.Gili Nemo

66.Gili Nanggu

67.Gili Sudak

68.Gili Kedis

69.Gili Anak Anjan

70.Pulau Serangan Bali

Tentunya kesempatan tersebut menambah rasa syukur saya kepada Tuhan atas segala nikmat yang telah diberikan. 

Kalau kita mau mencermati, salah satu kunci kebahagiaan dalam menjalani hidup di dunia ini adalah dengan cara memperbanyak bersyukur. Semakin pandai kita mensyukuri segala nikmat yang telah Tuhan berikan, maka akan semakin bahagia pulalah kita. 

Sayangnya, masih banyak sekali diantara kita yang masih sering sekali lupa untuk mensyukuri nikmat Tuhan tersebut, terlebih lagi terhadap hal-hal kecil yang ada dalam kehidupan kita sehari-hari. Syukur merupakan satu stasiun hati yang akan menarik seseorang pada zona damai, tenteram, dan bahagia. 

Melalui coretan ini saya mencoba menarik diri saya untuk bisa mensyukuri atas segala nikmat tersebut. Semoga kita semua dimasukkan kedalam golongan hamba-hamba yang pandai bersyukur Aamiin....


Thursday 3 December 2020

Merawat Optimisme ditengah Kebuntuan

 


Manusia itu kadang dihinggapi rasa takut dengan kegagalan dan ketidakmampuan. Telah lupa bahwa hakikatnya memang kita ini lemah dan tak memiliki kesanggupan. Tugas manusia hanya memperjuangkan sekuat jiwa dan raga. Jalan terang dan mencapai kesuksesan sepenuhnya karena Tuhan sebagai pemberi kekuatan.

Ingatlah, orang beriman selalu optimis, tidak ada ruang untuk pesimis dalam hatinya. Apabila menghadapi kebuntuan, dipahami sebagai latihan untuk naik kelas ke level yang semakin tinggi tingkatannya. Diperhatikan nya waktu, kondisi jiwa, dijaganya anggota badan agar jangan sampai terucap kalimat yang tak pantas atau bersikap di luar batas.

Yakin sepenuh hati bahwa Allah Maha Pemurah. Telah disiapkan kemudahan bersamaan dengan datangnya kesulitan. Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. 

Menghadapi kebuntuan, rawatlah optimisme. Sikap mental demikian itu akan mengantar kan pada kebahagiaan yang dicita-citakan. Berputus asa akan menjadikan diri menjadi pribadi yang pesimis.

Jangan sempitkan peluang dan kesempatan karena tak ada yang tak mungkin bagi Allah SWT.