Saturday 27 February 2021

Adanya Masalah Dalam Hidup Ini

 


Beberapa waktu yang lalu ada kawan yang berdiskusi dengan saya, dia bilang kenapa saya sering dirundung masalah...? Kenapa ada kawan yang hidupnya tenang- tenang saja.

Saya sampaikan begini, bro....setiap orang yang hidup pasti mempunyai masalah, hanya saja cara menyikapinya yang berbeda-beda. Justru dengan adanya masalah sama hal nya kita mengizinkan Tuhan datang dalam hidup kita. 

Naluri kita secara otomatis akan membuat kita terus bergerak aktif untuk mencari cara mengatasi masalah tersebut. Di saat-saat seperti itu, kita akan mempunyai banyak waktu untuk mengingat Tuhan dan berdoa kepadaNya.

Terkait hal ini, saya teringat cerita dari para nelayan jepang saat menangkap ikan salmon dan membawanya sampai ke daratan. 

"Di Jepang, salah satu jenis ikan yang sering diolah menjadi makanan adalah ikan salmon. Ikan salmon akan terasa jauh lebih segar dan lezat apabila saat hendak diolah menjadi masakan, ikan ini masih dalam kondisi hidup.

Itulah sebabnya para nelayan selalu memasukkan ikan salmon hasil tangkapannya ke dalam kolam buatan agar di dalam perjalanan menuju daratan, ikan salmon tersebut dapat tetap bertahan hidup.

Meski demikian, banyak ikan salmon yang mati di dalam kolam buatan itu. Lalu, para nelayan mencari cara untuk menyiasati agar ikan salmon di dalam kolam buatan tersebut bisa bertahan hidup.

Mereka mencoba memasukkan seekor ikan hiu kecil ke dalam kolam buatan itu. Ajaibnya, hiu kecil itu berhasil membuat ikan-ikan salmon di dalam kolam yang sama terus bergerak. Karena risikonya jika tidak bergerak, ikan salmon itu akan dimangsa oleh hiu kecil. Akibatnya, jumlah ikan salmon yang mati semakin berkurang".

Diam membuat kita mati dan bergerak membuat kita hidup. Apa yang membuat kita diam? Ketika tidak ada masalah dalam hidup kita.

Ini bukan berarti kita harus mencari masalah dalam hidup ini. Namun, kita justru cenderung menjadi lengah dan terlena dalam situasi seperti itu. Begitu terlenanya sehingga kita tak sadar kita sudah “mati” secara perlahan.

Lalu, apa yang membuat kita “hidup dan terus bergerak” seperti ikan salmon dalam kisah tadi? Masalah, termasuk di dalamnya tekanan hidup.

Tetap semangat....💪💪


Thursday 18 February 2021

Renungan Bertambahnya Usia

 


Hari ini telah bertambah usiaku. Ucapan selamat ulang tahun banyak kuterima, baik di sosial media maupun di dunia nyata, datang dari keluarga, sahabat, rekan kerja dan saudara. Mereka mendoakan agar umurku berkah, diberikan kesehatan serta banyak rezeki. Hal tersebut merupakan kado terindah yang aku dapatkan.

Terbersit di hati sebuah makna usia. Hari demi hari, waktu berlari tanpa henti, bahkan tanpa kompromi meninggalkanku. Kontrak hidupku di dunia ini berkurang satu tahun. Artinya, bahwa aku hidup tinggal sebentar lagi dan semakin dekat dengan kematian. Oleh sebab itu, aku harus bisa mengartikan "ulang tahun" dengan benar dan tepat dengan memberikan pertanyaan kepada diri tentang berapa banyak yang sudah aku berikan untuk melakukan hal terbaik buat Allah SWT, keluarga, saudara, teman dan lingkunganku.

Hidup ini sebuah misteri dan penuh rahasia. Manusia memiliki keterbatasan dalam memaknai hidup. Pada umumnya, manusia tidak mengetahui banyak hal tentang sesuatu, yang mereka tahu hanyalah tentang yang nampak saja. Tidak ada seorangpun yang tahu berapa lama ia akan hidup, di mana ia akan mati, dalam keadaan apa ia akan mati, dan dengan cara apa ia akan mati. Sebagian manusia menyangka bahwa hidup ini hanya satu kali dan setelah itu mati ditelan bumi. Mereka meragukan dan tidak percaya bahwa mereka akan dibangkitkan kembali setelah mati.

Disinilah letaknya kita harus merenung. Usia yang bertambah, pastilah memiliki makna besar. Apa makna bertambahnya usia ini bagi kehidupan? Sebuah pencapaian prestasi? Sebuah gambar masa depan? Sebuah refleksi kehidupan? Semua adalah sebuah perjalanan panjang dari proses hidup. Sebuah upaya berlanjut dari hidup menuju mati, menuju alam abadi. Tujuan hidup makin dekat digapai. Tujuan yang mana? Tujuan yang hakiki, sebuah fase dengan dimensi berbeda. Kembali ke awal, kembali dari titik nol. Yaitu kematian. Kehidupan adalah perjalananan menuju kematian. Tidak ada sebenarnya ulang tahun bertambah umur, yang ada hanyalah usia yang semakin berkurang. 

Wahai diri, janganlah engkau bangga jikalau diberi waktu panjang di dunia. Karena waktu adalah pedang, jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia. Kelak engkau akan ditanya , dimana waktu yang engkau habiskan.

Tuesday 16 February 2021

3 Tempat Yang Penuh Pembelajaran

 


Sekitar tahun 2017 yang lalu, saya pernah berkunjung ke Nusakambangan, sebuah pulau penjara yang dikenal sejak masa kolonial Belanda. Penjahat kelas berat dibui di pulau tersebut. Reputasi sebagai penjara superketat memang sudah melekat sejak lama.

Saya datang kesana, semata-mata hanya ingin mengetahui suasana di pulau tersebut. Dan saat kembali menyeberang ke Cilacap. Saya bisa mengambil hikmah bahwa di dalam penjara saya melihat kebebasan adalah hal yang sangat berharga.

Di lain waktu saya sempat menjenguk teman yang sedang sakit di Rumah Sakit. Sepulang dari sana, saya menyadari bahwa tidak ada yang lebih indah daripada kesehatan.

Ketika ada tetangga atau kerabat yang meninggal, kita datang untuk takziah lalu mengantarkan jenazah sampai ke pemakaman. Disitu, kita akan memahami bahwa hidup ini tidak berarti apa-apa. Karena, tanah yang kita pijak hari ini akan menjadi atap kita di esok hari.

Untuk memahami kehidupan yang sedang kita jalani, sesekali kita perlu berkunjung ke 3 lokasi yang saya sebutkan diatas, yaitu :

1. Penjara

2. Rumah Sakit

3. Lokasi Pemakaman

Untuk itu, selagi kita masih diberi waktu dan kesempatan, perbanyaklah berbuat baik, jujur dalam berkata, jangan suka menyakiti dan jangan suka menghina orang lain. Hendaklah selalu bersyukur apapun keadaan kita.

Selalu rukun dengan keluarga, teman dan tetangga, karena kita tidak tahu kapan kita akan kembali kepada Nya.


Saturday 6 February 2021

Apa yang terjadi...terjadilah....

 


Hari ini saya menemukan secarik kertas yang bertuliskan "What goes around comes around" yang artinya "Apa yang terjadi maka terjadilah". Sontak saya teringat peristiwa saat masih kecil dulu, saya sering ditanya, besuk kalau sudah besar pingin jadi apa ? Atau sebaliknya saya juga kerap kali bertanya kepada teman-teman besuk kalau sudah besar pingin jadi apa? 

Saat ini mungkin kita sudah bisa merasakan apakah keinginan kita dulu sudah sesuai dengan kondisi yang kita alami sekarang. Atau predikat yang kita capai saat ini sudah sesuai dengan yang kita cita-cita kan dulu.

Mimpi, angan dan harapan yang kita upayakan akan tergenggam, tapi pada akhirnya "yang terjadi, terjadilah..."

Manusia pada akhirnya akan kembali kepada segala ketentuan yang telah di kehendaki-Nya. Bagaimanapun upaya yang di lakukan, di usahakan, di ikhtiarkan pada akhirnya akan kembali kepada keputusan-Nya...itulah kehendak takdir.

Melalui kekuatan doa dengan di imbangi upaya yang di lakukan kita memiliki berjuta harapan kepada Tuhan semesta alam dengan melalui proses serta peperangan yang akan kita hadapi, dan satu hal lagi bermimpilah...teruslah bermimpi selama mimpi itu masih bisa dilakukan, karena buat saya mimpi adalah motivasi dan cambuk serta mantra yang memiliki unsur kekuatan menuju tercapainya suatu keinginan.

Benar adanya masa depan tidak untuk di lihat, karena sesungguhnya kita sedikitpun tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan kelak, kita hanyalah mampu merancang dan memimpikannya, hanya Allah lah yang mengetahui apa yang akan terjadi di masa depan kelak, semua nya sudah di atur dan di tuliskan-Nya sesuai dengan kehendak-Nya.

Tetapi kita bisa memegang janji Allah bahwa ada masa depan untuk kita, dan rancangan-Nya adalah kebaikan semata-mata. Kita tidak perlu bersusah-susah untuk mencari tahu masa depan kita, apa yang akan terjadi nanti, karena hanya Allah lah  yang tahu secara persis masa depan kita.

Wednesday 3 February 2021

Hikmah dibalik "Nasi yang sudah menjadi bubur"


Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita dihadapkan pada suatu permasalahan. Dan tak jarang, jika kita salah langkah dalam mencari jalan keluarnya. Harusnya mengambil kebijakan A tapi justru tergesa-gesa dan tidak berfikir panjang lantas memilih jalan B yang membuatnya semakin runyam. Ibarat "Nasi telah menjadi bubur".

Dalam dunia kuliner ketika nasi sudah menjadi bubur tugas kita adalah menabur garam, meracik bumbu dan menghiasinya, bukan menyesali dan menyalahkan diri sendiri.

Nasi yang terlanjur menjadi bubur tersebut akan tetap enak dan semakin nikmat ketika setiap dari kita dapat ikhlas menerimanya. Biarlah nasi menjadi bubur, tidak ada salahnya. Memang itu proses yang harus dilaluinya. Mungkin dengan seperti itulah cara Sang Khalik memberikan hikmah di balik setiap permasalahan. Tidak akan sekali pun Dia menjatuhkan umatnya. Toh masalah tak jarang kita juga yang menciptakan, akibat dari keusilan dan kesombongan dari kita sebagai manusia.

Ketika telah terjadi seperti itu, justru kita akan menjadi lebih kreatif. Memutar otak dan tidak jarang akan menemukan ide cemerlang, mencoba dan terus mencoba sampai akhirnya menemukan jalan pintas yang mengagumkan, bisa jadi membuat semesta melongo bertanya-tanya.

Intinya adalah, bagaimana kita bisa menerima, mengelola, dan mengemas dari setiap masalah menjadi suatu rasa syukur dan menikmatinya. Bukan berlari dan menghindar dari setiap masalah.

Dalam mengelola permasalahan, terkadang kita juga membutuhkan masukan yang bermanfaat dari kerabat, sahabat dan orang-orang terdekat untuk menghindari jalan buntu yang akan semakin membuat pusing. Tujuannya adalah untuk berbagi, barangkali mereka sudah lebih berpengalaman. 

Jadi, saat kita diterpa oleh sesosok yang bernama masalah, tenangkanlah hati, jernihkanlah pikiran, carilah jalan keluar yang terbaik.


Tuesday 2 February 2021

Berlatih Menjadi Jiwa Yang Ikhlas

 


Manusia itu terkadang aneh. 

"Saat musim kemarau merindukan​ musim hujan. Saat musim hujan merindukan​ musim kemarau".

"Saat masih bujangan, pengen punya is​tri. Begitu sudah dapat istri, pengen seperti bujangan".

"Diam di rumah merindukan​ bepergian. Setelah bepergian merindukan​ rumah".

"Ketika masih jadi karyawan ingin jadi Entreprene​ur supaya punya kebebasan waktu. Begitu jadi Entreprene​ur ingin jadi karyawan, biar tidak pusing".

"Yang berkulit putih mengagumi yang hitam. Yang berkulit hitam mengagumi yang putih".

"Waktu tenang mencari keramaian. Waktu ramai mencari ketenangan​".

​"Punya anak satu mendambaka​n banyak anak. Punya banyak anak mendambaka​n satu anak saja".

Kita tidak pernah bahagia sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelum dimiliki. Namun setelah dimiliki tak indah lagi.

Kapankah kebahagiaa​n akan didapatkan​ kalau kita hanya selalu memikirkan​ apa yang belum ada, namun mengabaika​n apa yang sudah dimiliki tanpa rasa syukur ?

Semoga kita menjadi pribadi yang senantiasa bersyukur dengan berkah yang sudah kita miliki.

Jangan menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun kecil.

Jangan menutupi hati kita, walaupun hanya dengan sebuah pikiran negatif. Bila hati kita tertutup, tertutuplah semua.

Syukuri apa yang ada, karena hidup adalah anugerah bagi jiwa-jiwa yang ikhlas.