Wednesday 31 August 2016

Berkunjung ke Museum Sulawesi Tengah


Berkunjung ke museum adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mengenal sejarah dan budaya suatu masyarakat di sebuah daerah. Apa lagi, jika tidak memiliki banyak waktu saat berada di daerah tersebut. Seperti halnya, saat saya sedang berada di Kota Palu dan ingin mengetahui segala sesuatu tentang apa yang ada di ibu kota Sulawesi Tengah ini.

Di Palu terdapat sebuah museum, yang oleh pemerintah setempat diberi nama museum Sulteng. Jika anda ke museum ini, pasti akan tahu tentang peninggalan sejarah dan kebudayaan masyarakat Sulteng. Betapa tidak karena di dalam museum ini, sangat mewakili seluruh sejarah dan kebudayaan masyarakat yang ingin anda ketahui dengan waktu yang singkat. 

 


Lokasi museum ini sangat strategis dan pastinya sangat mudah untuk ditemukan saat di Palu karena letaknya berada di dalam kota. Persisnya, berada di Jalan Kemiri No 23, Kelurahan Kamonji, Kecamatan Palu Barat. Museum ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti tempat parkir, taman, perpustakaan, restoran dan pusat perbelanjaan. Namun,  jika berkunjung harus di hari-hari kerja saja, mulai Senin hingga Kamis dari pukul 08.00 sampai 16.00 waktu setempat. Karena di hari-hari libur dan hari besar keagamaan museum ini tutup. Terkecuali ada tamu khusus daerah, seperti pejabat provinsi lain, turis asing, dan tamu dari berbagai daerah lainnya.



Sementara semua koleksi ini, tidak hanya dipamerkan di dalam ruangan. Namun ada juga yang dipamerkan di luar ruangan seperti koleksi patung megalit dan batu dulang yang dipamerkan di halaman sekitar museum bersama sejumlah koleksi lainnya.



Mungkin itu sekelumit cerita yang bisa saya bagikan saat berkunjung ke Museum Sulteng.




Sunday 28 August 2016

Mencicipi Lezatnya Sup Kaledo di Kota Palu


Saat pertama kali mendarat di Hammer City atau Kota Palu yang pertama kali saya baca adalah SMS dari kawan saya yang isinya “jangan lupa mencicipi Kaledo ya.....”, dia bilang kalau berkunjung ke Sulawesi Tengah kurang lengkap rasanya kalau belum mencicipi kuliner khas daerah ini yang bernama Kaledo. Lalu seperti apakah makanan Kaledo ini? Ya paling tidak dia berhasil membuat saya penasaran...hehe....Ada yang mengatakan kalau Kaledo merupakan singkatan dari “Kaki Lembu Donggala”.

Kuliner khas Sulawesi Tengah ini termasuk dalam jenis makanan yang memiliki kuah bening dengan rasa yang sangat khas. Konon Kaledo pertama kali muncul dengan hanya menggunakan bahan baku tulang kaki sapi dengan sedikit dagingnya. Namun, seiring dengan waktu berjalan, penjual Kaledo pun semakin bertambah, membuat tulang kaki sapi semakin sulit untuk diperoleh. Maka untuk mensiasati hal ini, para penjual Kaledo pun banyak yang menambahkan tulang belakang sapi sebagai pelengkap bahan utama.

Sensasi luar biasa yang saya rasakan ketika mencicipi makanan ini adalah saat menyedot sumsum di dalam tulang dengan sedotan...wah...maknyus pokoknya.


Ketika saya tanya asal usul makanan ini beberapa kawan tidak ada yang mengetahui dari mana asal-usul makanan khas ini dan banyak juga yang beranggapan bahwa makanan khas ini tidak memiliki asal-usul. Namun, saya sempat membaca sebuah cerita bahwa pada zaman dahulu di wilayah Sulawesi Tengah terdapat orang yang sangat dermawan dan mulia hatinya. Suatu ketika orang tersebut menyembelih sapi dan membagi-bagikan daging sapi tersebut kepada semua penduduk desa setempat. Ketika acara pembagian daging sapi sudah tiba, orang yang pertama kali mendapatkan daging sapi adalah orang Jawa. Orang Jawa tersebut akhirnya memanfaatkan daging sapi untuk dijadikan sebagai bahan dasar pembuatan pentol bakso. Kemudian, orang yang kedua berasal dari Makassar. Orang Makassar ini tidak mendapatkan daging sapi yang telah di sembelih, akan tetapi ia mendapatkan jeroan (isi perut) sapi, dan kemudian jeroan tersebut di masak sedemikian rupa hingga menjadi makanan yang terkenal dengan nama Coto Makassar. Sementara itu orang Kaili (suku asli Donggala) datang belakangan dan ia hanya memperoleh tulang-tulang kaki sapi dengan sedikit daging yang menempel pada tulang. Kemudian tulang-tulang tersebut dimasak dan disinilah cikal bakal makanan Kaledo..... hehe...