Monday 13 July 2020

Pesan Kiai Buat Wali Santri


Tulisan ini saya dedikasikan buat para wali santri di seluruh nusantara yang saat ini sedang mengalami masa transisi berpisah dengan anaknya untuk menuntut ilmu di pondok pesantren.

Hari ini terhitung hari kedua sejak kemarin kami menitipkan anak kami untuk diasuh oleh para pendidik dan kiai di Pesantren. Masih terngiang betul wejangan kiai yang menerima wali santri di aula pesantren.

Perkara menyekolahkan anak ke pesantren bukan hanya soal mengantarkan anak ke pesantren lalu membiayai pendidikannya. Namun ada hal-hal penting yang orang tua harus pahami tentang kehidupan di pesantren. Seperti kita ketahui, pada umumnya pesantren memiliki sistem dan disiplin yang ketat yang harus di taati oleh santrinya. Pesantren mengatur berbagai peraturan dalam setiap kegiatan santri di pesantren, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali.

Nah, dalam hal penerapan disiplin, terkadang ada sebagian wali santri yang kurang memahami, sehingga di dalam perjalanan pendidikan anaknya di pesantren menimbulkan keselahpahaman terhadap pendidikan pesantren. Maka alangkah baiknya, sebelum menyekolahkan anak ke pesantren para orang tua harus terlebih dahulu teredukasi dengan pendidikan di pesantren. Para orang tua harus terlebih dahulu mempelajari kehidupan di pesantren, mulai dari disiplinnya, sistem, kegiatan dan sebagainya.

Pemahaman wali santri yang matang terhadap kehidupan pesantren akan memudahkan proses pendidikan anak selama di pesantren. Para orang tua tidak akan mengalami lagi yang namanya “culture shock” dengan kehidupan pesantren. Mental para orang tua wali harus disiapkan sebelum memutuskan menyekolahkan anak di pesantren, agar nantinya tidak menimbulkan protes kecil-kecilan terhadap sistem pendidikan pesantren.

Karena dalam keseharian pengurus pesantren, para dewan guru tidak hanya berurusan dengan santri, tapi juga akan berhadapan dengan wali santri. Para pendidik akan sedikit kewalahan jika ada wali santri yang kurang memahami kehidupan pesantren, karena pasti akan ada satu dua hal yang berbenturan dengan pandangan wali santri, terutama dalam hal penegakan disiplin terhadap santri.

Memahami pola pendidikan pesantren adalah hal yang sangat disarankan kepada para orang tua sebelum memutuskan menyekolahkan anak di pesantren. Menguatkan mental dan mengikhlaskan anak untuk sekolah di pesantren adalah salah satu kunci suksesnya anak kita belajar di pesantren. Membina komunikasi yang baik dengan dewan guru dan memantau perkembangan anak secara kontinuitas.

Salah satu pesan kiai buat wali santri di Pondok Pesantren adalah :

“Kalo mau punya anak bermental kuat, orang tua-nya harus lebih kuat, punya anak itu jangan hanya sekedar sholeh tapi juga bermanfaat untuk umat, orang tua harus berjuang lebih..ikhlas.. ikhlas.. ikhlas..

Anak-anak mu di pondok pesantren gak akan mati karena kelaparan, gak akan bodoh karena gak ikut les ini dan itu, gak akan terbelakang karena gak pegang “gadget”.

Insya Allah Anakmu akan dijaga langsung oleh Allah karena sebagaimana janji Allah yang akan menjaga Alqur’an..yakin.. yakin..harus yakin..

Lebih baik kamu menangis karena berpisah sementara dengan anakmu, karena menuntut ilmu agama dari pada kamu nanti kalau sudah tua menangis karena anak-anak kamu lalai terhadap urusan akhirat….kebanyakan memikirkan urusan dunia, berebut harta, pamer wajah dan lupa surga".

Semoga kita semua diberikan kekuatan oleh Allah serta diberikan rejeki yang berkah untuk bisa membiayai putra dan putri kita...Aamiin....


Sunday 12 July 2020

Mengantar Anak ke Pondok Pesantren


Hari ini Minggu tanggal 12 Juli 2020 saya berada di Pondok Pesantren Al Madina Diwek Jombang untuk mengantarkan anak menuntut ilmu di jenjang yang lebih tinggi.

Orang tua mana yang kuat melepas anaknya hidup berpisah. Apalagi di usia dini. Tapi memilih masa depan anak agar lebih baik secara ilmu pengetahuan dan agama, tentu harus dilakukan manakala orang tua secara sadar paham arti pendidikan.

Pilihan melepas anak menuntut ilmu di pasantren adalah salah satunya. Sistim di pasantren sudah dibuat bagaimana seorang anak tamatan Sekolah Dasar diinapkan dan diajar. Membuat bagaimana mereka betah dan mengisi waktu dengan ilmu dan keterampilan demi hari esok. Bukan untuk hari ini.

Jika diikutkan rasa kasih sayang seorang Papa dan Mama, anak masih kecil, belum mandiri, belum bisa dipisahkan dari orang tua. Bagaimana makan dan tidurnya dan sejumlah persoalan lain, membuat orang tua seperti saya tak akan melepaskan anaknya merantau dan berpisah.

Namun demikian orang tua seperti saya yang pemahaman ilmu dan agama masih apa adanya ketika ada pilihan yang lebih baik dan mampu dilakukan, seperti memasukkan anak-anak ke pasantren, tentu alasan ketidakmampuan orang tua mengajarkan anak akan nilai-nilai agama secara langsung, bisa diterima. Dari pada tidak ada pilihan, tidak mau tahu, tidak peduli dan hanya berpikir keduniaan. Menanam padi pasti tumbuh rumput. Tapi menanam rumput saja tak akan tumbuh padi.

Apalagi jika ditambahkan alasan lain, sibuk mencari uang, nafkah, ngak sempat, capek dan lain-lain. Ini menurut pendapat awam saya. Untuk itulah saya memilih berpisah dengan anak saya. Menurut saya ini jalan yang baik, menapikan perasaan saya, mamanya dan juga saudaranya. Setelah terlebih dahulu saya memberinya penjelasan dan keikhlasan. Selebihnya, saya serahkan pada Sang Khaliq. Sebagai pemilik Ilmu dan masa depan serta Ruh. Saya berharap penuh padaNya.