Monday 25 November 2013

Menyusuri Selat Malaka

Kali ini saya akan menceritakan tentang perjalanan saya menyusuri selat yang merupakan salah satu jalur pelayaran terpenting di dunia, sama pentingnya seperti Terusan Suez atau Terusan Panama. Sebuah selat yang terletak di antara Semenanjung Malaysia (Thailand, Malaysia, Singapura) dan Pulau Sumatra (Indonesia), selat ini sering kita sebut dengan nama Selat Malaka.

Selat Malaka membentuk jalur  pelayaran terusan antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik serta menghubungkan tiga dari negara-negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia : India, Indonesia dan Republik Rakyat Cina. Sebanyak 50.000 kapal melintasi Selat Malaka setiap tahunnya, mengangkut antara seperlima dan seperempat perdagangan laut dunia.



Pertama –tama saya menuju ke Kantor penjualan ticket Indomal Ekspress yang terletak di Jalan Jendral Sudirman No 421-425 Dumai, untuk membeli ticket kapal ferry yang mengantarkan saya melintasi selat malaka. Saya memilih melintasi selat malaka melalui jalur Dumai - Malaka. sebenarnya disini juga ada jalur Dumai - Port Klang dan Dumai - Port Dickson. namun jaraknya lebih jauh.
Harga ticket ternyata mengalami kenaikan per tanggal 1 November 2013 pada saat saya mau menyeberang, yaitu untuk ticket pulang pergi harganya 550.000 tapi kalau sekali jalan harganya 300.000. Karena alasan biar hemat dan agar nanti lebih mudah ketika ditanya petugas imigrasi maka saya membeli tiket langsung Pulang Pergi. Tidak lupa saya juga menukar uang Rupiah ke Ringgit dulu. Siapa tau nanti pas di sana ditanya petugas imigrasi. Punya uang Ringgit atau tidak...?? hehe....bisa salah tingkah nanti kalau kita nggak punya....waktu itu nilai tukarnya 1 Ringgit = 3580 Rupiah.
Sebelum membayar tiket di counter, saya diminta untuk menunjukkan paspor saya, dan setelah di register dan didata tiket pun diberikan. Petugas tiket meminta kepada saya untuk siap pada hari H di kantor penjualan tiket, karena keberangkatan ke pelabuhan akan diantar menggunakan Bis dari Indomal Express.
Berikut adalah ticket Ferry Malaysia Express 
 
Pada saat hari H kita berkumpul di kantor penjualan tiket lalu diantar menuju ke pelabuhan Dumai dengan bis.

Hanya beberapa menit saja saya sudah sampai di pelabuhan, karena jarak antara kantor penjualan tiket dengan pelabuhan cukup dekat.
Saya langsung menuju ke ruang tunggu pengecekan imigrasi, setelah pengecekan selesai saya langsung menuju ke kapal.
  
Suasana di ruang tunggu pelabuhan Dumai
 
 Kapal yang akan mengantar kita melintasi selat malaka
Setelah sampai didalam kapal saya harus menunggu sekitar 1 jam, karena ada orang sakit yang kita tunggu untuk berobat ke Malaysia. Sekedar info bahwa banyak penduduk Indonesia disini yang memilih berobat ke Malaysia ketimbang di Indonesia, alasan mereka yaitu selain pelayanannya lebih bagus biayanya pun relatif lebih murah.
Suasana didalam kapal.....
Saat didalam kapal, AC kapal mengalami kerusakan sehingga suasananya cukup panas, melihat kondisi tersebut kapten kapal bertindak cepat dan memperbolehkan kami masuk ke ruang kemudi, disana suasananya lumayan sejuk. Sehingga banyak penumpang yang masuk di ruang kemudi. Ini merupakan pengalaman tersendiri bagi saya karena bisa melihat langsung ramainya jalur pelayaran selat malaka di ruang kemudi kapal.
Perjalanan mengarungi Selat Malaka terus berlangsung, kebetulan di HP saya ada fasilitas GPS jadi bisa saya monitor sudah sampai dimana lokasi saya berada. Dimulai dengan menyusuri bagian dalam Pulau Rupat yaitu pulau terluar wilayah Republik Indonesia. Pulau ini berbatasan langsung dengan Negara Malaysia, terus bergerak sampai GPS saya tidak berfungsi karena sudah memasuki perairan wilayah Negara Malaysia alias harus bayar Roaming yang cukup mahal.....
Setelah menempuh perjalanan sekitar 3 jam melintasi selat malaka, akhirnya kapal kami sampai di pelabuhan Malaka di Malaysia. Suasana Negeri Jiran mulai terasa....yaitu dengan bahasa melayu yang cukup kental. Etnisnya pun sudah mulai beragam disini, ada Etnis India, Melayu, Cina dan juga Eropa.

Setibanya saya di Malaka, saya langsung menuju ke bagian Imigrasi untuk di data, setelah selesai langsung saya menuju ke depan pelabuhan dan akhirnya sampailah saya menjejakkan kaki di Negara Malaysia melalui jalur Selat Malaka.







 


Sunday 17 November 2013

Gedung Perdana Putra, Kantornya Perdana Menteri Malaysia

Kantor Perdana Menteri Malaysia berada di dekat Dataran Putra (Putra Square), nama gedungnya disebut Gedung Perdana Putra. Gedung ini berdiri di sebuah bukit dengan desain sangat unik, mirip masjid.
Perdana Putra yang berwarna dominan coklat dan hijau ini mulai dibangun pada tahun 1997 dan selesai pada tahun 1999 dengan arsitek Ahmad Rozi Abdul Wahab dari Qidean Architect.
Arsitektur bangunan ini bergaya Islami (Moor) dengan tiga buah kubah berwarna hijau serta dinding berwarna coklat. Sayangnya, gedung indah ini tertutup untuk umum. Jadi, pengunjung hanya bisa mengagumi dan memotret kemegahan banguanan ini dari luar pagar.



Menara Kembar Petronas Malaysia

Bangunan kebanggaan negara yang memiliki rumpun sama dengan Indonesia ini memiliki ketinggian 451,9 meter. Dibangun sejak tahun 1992 dan selesai pada tahun 1998, dengan jumlah lantai sebanyak 88 ini berdiri tepat di jantung kota Kuala Lumpur, Malaysia. Dirancang oleh Ir. Achmad Moerdijat alumni ITB, Bandung, memiliki 2 (dua) gedung utama yang dihubungkan dengan jembatan.
Menghabisakan dana sebesar USD 1,2 Miliar, gedung ini sebagian besar digunakan untuk perkantoran dan keperluan komersial. Saat ini menara kembar petronas juga dinobatkan sebagai menara kembar tertinggi di dunia setelah runtuhnya gedung kembar World Trade Center di Amerika Serikat.