Tuesday 24 September 2019

Remah Pengalaman saat berada di Towuti


Sore ini saya ingin menulis remah pengalaman saat mengunjungi Kecamatan Towuti, karena selain di Sorowako ada beberapa hal yang harus saya selesaikan di sana.

Banyak desa yang saya lalui, dimulai dari Lioka yang merupakan kampung yang dahulunya banyak dihuni Komunitas Padoe termasuk ada Wawondula. Desa selanjutnya adalah Asuli, Matompi, Timampu atau desa dimana terdapat pelabuhan penyeberangan Timampu dengan perahu atau kapal yang berlabuh disana.

Di sepanjang poros Asuli lalu tembus di Wawondula hingga ke timur terhampar perkebunan, hutan, alur sungai dan jalan-jalan masih dalam pengerjaan.

Saat lepas Wawondula, Danau Towuti yang mahsyur terlihat di sayap kanan jalan. Perjalanan ke timur serasa menyiksa sebab sebagian besar masih berupa tanah merah, sebagian berbatu dan bisa jadi akan merana berkelanjutan kalau hujan datang dalam jangka waktu yang lama. Untung pas saya datang tidak hujan hehe.....

Selain Timampu, ada Desa Pekaloa yang didiami warga keturunan Padoe dan Sorowako. Menyusul rumpun Desa Mahalona Raya yang terdiri dari Desa Tole, Kalosi, Libukan Mandiri, Buangin, Mahalona atau acap disebut Desa Lampesuwe atau desa yang berjuluk "alat peniup bara".

Lampesuwe konon disebut sebagai desa dengan sejarah kebudayaan tua yang masih dipertahankan. Menurut cerita banyak orang-orang dari desa yang dikenal mempunyai kesaktian. Saya nggak ingin mencoba ya.....

Di Mahalona, orang-orang dari berbagai kampung dan desa-desa lalu lalang keluar masuk hutan belantara demi hasil hutan.

Mahalona infonya tak hanya sebagai desa administratif, di sana terhampar pula beragam sumber daya. Salah satunya kerbau serta vegetasi-vegetasi ekonomi.

Konon kerbau Mahalona terkenal sebagai kerbau petarung. Selama ini kerbau-kerbau Mahalona adalah peserta tarung kerbau di Toraja, harganya bisa mencapai puluhan juta.

Nah selesai berputar-putar di Towuti seharian akhirnya saya kembali lagi ke Sorowako dengan wajah yang penuh debu.

Cukup dulu coretan sore ini ya, nanti akan saya sambung di perjalanan berikutnya.

No comments:

Post a Comment