Wednesday 3 February 2021

Hikmah dibalik "Nasi yang sudah menjadi bubur"


Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita dihadapkan pada suatu permasalahan. Dan tak jarang, jika kita salah langkah dalam mencari jalan keluarnya. Harusnya mengambil kebijakan A tapi justru tergesa-gesa dan tidak berfikir panjang lantas memilih jalan B yang membuatnya semakin runyam. Ibarat "Nasi telah menjadi bubur".

Dalam dunia kuliner ketika nasi sudah menjadi bubur tugas kita adalah menabur garam, meracik bumbu dan menghiasinya, bukan menyesali dan menyalahkan diri sendiri.

Nasi yang terlanjur menjadi bubur tersebut akan tetap enak dan semakin nikmat ketika setiap dari kita dapat ikhlas menerimanya. Biarlah nasi menjadi bubur, tidak ada salahnya. Memang itu proses yang harus dilaluinya. Mungkin dengan seperti itulah cara Sang Khalik memberikan hikmah di balik setiap permasalahan. Tidak akan sekali pun Dia menjatuhkan umatnya. Toh masalah tak jarang kita juga yang menciptakan, akibat dari keusilan dan kesombongan dari kita sebagai manusia.

Ketika telah terjadi seperti itu, justru kita akan menjadi lebih kreatif. Memutar otak dan tidak jarang akan menemukan ide cemerlang, mencoba dan terus mencoba sampai akhirnya menemukan jalan pintas yang mengagumkan, bisa jadi membuat semesta melongo bertanya-tanya.

Intinya adalah, bagaimana kita bisa menerima, mengelola, dan mengemas dari setiap masalah menjadi suatu rasa syukur dan menikmatinya. Bukan berlari dan menghindar dari setiap masalah.

Dalam mengelola permasalahan, terkadang kita juga membutuhkan masukan yang bermanfaat dari kerabat, sahabat dan orang-orang terdekat untuk menghindari jalan buntu yang akan semakin membuat pusing. Tujuannya adalah untuk berbagi, barangkali mereka sudah lebih berpengalaman. 

Jadi, saat kita diterpa oleh sesosok yang bernama masalah, tenangkanlah hati, jernihkanlah pikiran, carilah jalan keluar yang terbaik.


No comments:

Post a Comment