Saturday, 3 January 2015

Melihat dari dekat wajah Arca Totok Kerot di Kediri



Bagi saya liburan tahun baru tidak hanya diisi dengan agenda rekreasi saja, tapi juga untuk menambah khasanah pengetahuan sosial, sejarah dan budaya. Oleh karena itu sebelum liburan tiba selalu saya persiapkan satu panduan khusus, terutama mengenai tempat-tempat yang akan saya kunjungi, termasuk kota-kota yang akan dilewati. Seperti hal nya agenda selama 10 menit mengunjungi Arca Totok Kerot yang terletak di Desa Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. 
Rasa penasaran untuk mengunjungi Arca Totok Kerot ini bermula dari suatu ungkapan yang sering saya dengar saat masih kecil. Ketika ada anak perempuan yang tingkah polah dan cara duduknya tidak sopan, maka orang tuanya mengatakan “tingkahe koyok totok kerot!”. Hal lain juga terjadi ketika satu anak mengejek temannya dengan ucapan “wajahmu jelek kayak totok kerot!”. Sebenarnya siapa sih totok kerot itu? Dan wajah nya seperti apa sih?
Dan akhirnya kesempatan untuk bisa bertatap muka langsung dengan totok kerot baru bisa terwujud pada tanggal 01 Januari 2015 tepat pukul 17.25 WIB.  
Konon Totok Kerot merupakan prasasti zaman Raja Sri Aji di Lodaya, Kerajaan Pamenang. Ceritanya, kala itu ada seorang putri cantik dari Blitar. Sang putri sengaja datang ke Pamenang untuk melamar Joyoboyo, yang terkenal sakti mandraguna. Tapi malang karena Joyoboyo menolak lamaran itu. Sang putri terlibat peperangan dengan pasukan dari kerajaan, dimana dikisahkan kemenangan akhirnya berpihak kepadanya. Sebagai tuntutan atas kemenangannya, sang puteri berkeras ingin ditemui oleh Sri Aji Jayabaya, dimana apabila keinginan tersebut tak dikabulkan dia akan membuat onar.
Tuntutan sang puteri terkabulkan, dimana saat berhasil bertemu dengan Sri Aji Jayabaya dia kembali menyampaikan keinginannya untuk diperistri. Namun Sri Aji Jayabaya bersikukuh menolak keinginan sang puteri dan terjadi perang tanding diantara keduanya. Setelah sang puteri terdesak, Sri Aji Jayabaya mengeluarkan sabda dengan menyebut sang puteri memiliki kelakuan seperti buto, hingga akhirnya terwujudlah sebuah arca raksasa.
Arca Totok kerot merupakan arca dwarapala setinggi tiga meter yang terbuat dari batu andesit. Keadaan Arca Totok Kerot sangat mengenaskan, tangan kirinya sudah menghilang dan ada retakan besar pada bahu kanannya. Arca Totok Kerot memakai kalung dan anting – anting bermotif tengkorak. Ada hiasan di dadanya, serta memakai aksesori di tangan, kaki, serta perutnya.
Arca Totok Kerot merupakan peninggalan Kerajaan Kediri karena adanya hiasan Candrakapala, berupa tengkorak bertaring diatas bulan sabit. Hiasan Candrakapala merupakan lambang dari Kerajaan Kediri dan hiasan ini terletak di atas kepala Arca Totok Kerot.
Masyarakat Kediri juga memiliki legenda tersendiri tentang Arca Totok Kerot. Ada anggapan bahwa Arca Totok Kerot terbenam separuh badan karena arca tersebut sangat berat, hingga tanah dibawah arca tidak kuat menopang berat arca. Kenyataannya, Arca Totok Kerot bukan tenggelam karena kelebihan berat badan dan kurang diet, melainkan penggalian yang tidak dilanjutkan.
Mungkin itu sekelumit cerita kunjungan saya ke Arca Totok Kerot di Kediri.

No comments:

Post a Comment