Bagi saya liburan tahun baru tidak
hanya diisi dengan agenda rekreasi saja, tapi juga untuk menambah khasanah
pengetahuan sosial, sejarah dan budaya. Oleh karena itu sebelum liburan tiba
selalu saya persiapkan satu panduan khusus, terutama mengenai tempat-tempat
yang akan saya kunjungi, termasuk kota-kota yang akan dilewati. Seperti hal nya
agenda selama 10 menit mengunjungi Arca Totok Kerot yang terletak di Desa
Bulupasar, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri.
Rasa penasaran untuk mengunjungi Arca
Totok Kerot ini bermula dari suatu ungkapan yang sering saya dengar saat masih
kecil. Ketika ada anak perempuan yang tingkah polah dan cara duduknya tidak
sopan, maka orang tuanya mengatakan “tingkahe koyok totok kerot!”. Hal lain juga
terjadi ketika satu anak mengejek temannya dengan ucapan “wajahmu jelek kayak
totok kerot!”. Sebenarnya siapa sih totok kerot itu? Dan wajah nya seperti apa
sih?
Dan akhirnya kesempatan untuk bisa bertatap
muka langsung dengan totok kerot baru bisa terwujud pada tanggal 01 Januari
2015 tepat pukul 17.25 WIB.
Konon Totok Kerot merupakan prasasti
zaman Raja Sri Aji di Lodaya, Kerajaan Pamenang. Ceritanya, kala itu ada
seorang putri cantik dari Blitar. Sang putri sengaja datang ke Pamenang untuk
melamar Joyoboyo, yang terkenal sakti mandraguna. Tapi malang karena Joyoboyo
menolak lamaran itu. Sang putri terlibat peperangan dengan pasukan dari
kerajaan, dimana dikisahkan kemenangan akhirnya berpihak kepadanya. Sebagai
tuntutan atas kemenangannya, sang puteri berkeras ingin ditemui oleh Sri Aji
Jayabaya, dimana apabila keinginan tersebut tak dikabulkan dia akan membuat
onar.
Tuntutan sang puteri
terkabulkan, dimana saat berhasil bertemu dengan Sri Aji Jayabaya dia kembali
menyampaikan keinginannya untuk diperistri. Namun Sri Aji Jayabaya bersikukuh
menolak keinginan sang puteri dan terjadi perang tanding diantara keduanya.
Setelah sang puteri terdesak, Sri Aji Jayabaya mengeluarkan sabda dengan
menyebut sang puteri memiliki kelakuan seperti buto, hingga akhirnya terwujudlah
sebuah arca raksasa.
Arca Totok kerot merupakan arca
dwarapala setinggi tiga meter yang terbuat dari batu andesit. Keadaan Arca
Totok Kerot sangat mengenaskan, tangan kirinya sudah menghilang dan ada retakan
besar pada bahu kanannya. Arca Totok Kerot memakai kalung dan anting – anting
bermotif tengkorak. Ada hiasan di dadanya, serta memakai aksesori di tangan,
kaki, serta perutnya.
Arca Totok Kerot merupakan
peninggalan Kerajaan Kediri karena adanya hiasan Candrakapala, berupa tengkorak
bertaring diatas bulan sabit. Hiasan Candrakapala merupakan lambang dari
Kerajaan Kediri dan hiasan ini terletak di atas kepala Arca Totok Kerot.
Masyarakat Kediri juga memiliki
legenda tersendiri tentang Arca Totok Kerot. Ada anggapan bahwa Arca Totok
Kerot terbenam separuh badan karena arca tersebut sangat berat, hingga tanah
dibawah arca tidak kuat menopang berat arca. Kenyataannya, Arca Totok Kerot
bukan tenggelam karena kelebihan berat badan dan kurang diet, melainkan
penggalian yang tidak dilanjutkan.
Mungkin itu sekelumit cerita kunjungan saya ke Arca Totok Kerot di Kediri.
No comments:
Post a Comment