Saturday 10 January 2015

Berdiri diantara Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro



Jalan-jalan sambil menikmati keindahan alam serta ingin lebih dalam mengetahui seluk beluk hal yang saya kunjungi, memang sudah menjadi hobby yang sulit saya tinggalkan. Ketika saya berada di jalan raya perbatasan antara Kabupaten Temanggung dan Wonosobo, Jawa Tengah. Saya melihat suatu keindahan alam yang menurut saya sangat luar biasa. Yaitu terdapat gunung kembar yang namanya sering kita dengar ketika naik kereta api. Nama gunung tersebut adalah Sumbing dan Sindoro. Layaknya pasangan, Kedua gunung ini hanya dipisahkan oleh jalan raya Wonosobo – Temanggung. 
Sumbing dan Sindoro merupakan dua gunung yang letaknya berdekatan serta mempunyai bentuk dan tinggi yang hampir sama. Tinggi Gunung Sumbing 3.340 Mdpl dan tinggi Gunung Sindoro 3.155 Mdpl. Jika dipetakan, Sumbing berada disebelah barat daya kota Temanggung dan sebelah Timur kota Wonosobo. Sedangkan Sindoro disebelah barat laut Temanggung dan Timur laut Wonosobo.
Masyarakat dikedua daerah itu menyebut Sumbing - Sindoro sebagai Gunung kembar. Keduanya menyimpan potensi wisata yang sangat besar, meskipun belum semuanya bisa dikelola secara maksimal. 
Setiap tempat pasti menyimpan legenda dan cerita yang menghiasi. Dan dari hasil penelusuran saya mengenai legenda kedua gunung tersebut adalah sebagai berikut :


 “Pada zaman dulu hiduplah sepasang suami istri yang dikaruniai dua anak laki-laki. Mereka hidup sebagai seorang petani, yang hidupnya selaras dengan ritme alam pedesaan. Setiap harinya, mereka beraktivitas di pedesaan yang asri nan sejuk. Pagi diawali dengan mencangkul, bercocok tanam. Siang, selepas di tengah teriknya sinar matahari, istirahat sejenak. Sore menjelang, tiba saatnya untuk pulang ke rumah. Demikian roda dinamika kehidupan setiap hari, nyaris tanpa perubahan.

Akan tetapi melihat kedua anaknya, mereka selalu bertengkar sepanjang hari. Perilaku anak-anak yang hampir kita jumpai dalam setiap keluarga. Karena mereka berdua selalu terlibat dalam pertengkaran, suatu ketika, kesabaran sang ayah memuncak dan melebihi batas. Akhirnya anak yang kedua terkena pukulan tangan ayah, mengakibatkan bibirnya robek (“sumbing”). Hingga kini kedua anak tersebut diabadikan sebagai nama gunung Si(ndoro) (yang sekarang Gunung Sindoro) dan Si(sumbing) (sekarang Gunung Sumbing). Ndoro adalah julukan kepada seseorang karena sikap santun, bijaksana dan selalu melindungi. Adapun sumbing diberikan kepada anak yang nomor dua karena tingkahnya. Gunung sumbing bila dilihat dari sisi timur atau barat akan terlihat bagian tengah robek, melengkung ke bawah.

GUNUNG SUMBING  
Nama                          : Gunung Sumbing  
Nama Kawah            : Kawah Sumbing  
Lokasi                         : Desa Pager Gunung, Kecamatan Tjepit, Kabupaten Temanggung Ketinggian                 : 3. 340 m dpl 
Wilayah                      : Kabupaten Temanggung, Magelang, Wonosobo dan Purworejo. Kota Terdekat                     : Temanggung (Timur laut), Parakan (Utara), Wonosobo (Barat), dan Magelang (Tenggara).  
Tipe Gunung             : Gunung Api strato tipe B  
Pos Pengamatan       : Desa Genting Sari, Parakan-Temanggung pada Ketinggian 950 m dpl.



GUNUNG SINDORO
Nama                        : Gunung Sindoro
Nama Kawah           : Kawah Sindoro
Lokasi                        : Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung
Ketinggian                : 3.155 m dpl
Wilayah                     : Kabupaten Temanggung, dan Kabupaten Wonosobo.
Kota Terdekat          : Temanggung (Tenggara), Parakan (Timur), Wonosobo (Barat).
Tipe Gunung            : Gunung Api strato tipe B


 


 

No comments:

Post a Comment