Jalan-jalan
sambil menikmati keindahan alam serta ingin lebih dalam mengetahui seluk beluk
hal yang saya kunjungi, memang sudah menjadi hobby yang sulit saya tinggalkan. Ketika
saya berada di jalan raya perbatasan antara Kabupaten Temanggung dan Wonosobo, Jawa
Tengah. Saya melihat suatu keindahan alam yang menurut saya sangat luar biasa. Yaitu
terdapat gunung kembar yang namanya sering kita dengar ketika naik kereta api. Nama
gunung tersebut adalah Sumbing dan Sindoro. Layaknya pasangan, Kedua gunung
ini hanya dipisahkan oleh jalan raya Wonosobo – Temanggung.
Sumbing dan Sindoro merupakan dua gunung yang letaknya berdekatan serta
mempunyai bentuk dan tinggi yang hampir sama. Tinggi Gunung Sumbing 3.340 Mdpl dan
tinggi Gunung Sindoro 3.155 Mdpl. Jika dipetakan, Sumbing berada disebelah barat
daya kota Temanggung dan sebelah Timur kota Wonosobo. Sedangkan Sindoro
disebelah barat laut Temanggung dan
Timur laut Wonosobo.
Masyarakat dikedua daerah itu
menyebut Sumbing - Sindoro sebagai Gunung kembar. Keduanya menyimpan
potensi wisata yang sangat besar, meskipun belum semuanya bisa dikelola secara
maksimal.
Setiap tempat pasti menyimpan
legenda dan cerita yang menghiasi. Dan dari hasil penelusuran saya mengenai
legenda kedua gunung tersebut adalah sebagai berikut :
“Pada zaman dulu
hiduplah sepasang suami istri yang dikaruniai dua anak laki-laki. Mereka hidup
sebagai seorang petani, yang hidupnya selaras dengan ritme alam pedesaan.
Setiap harinya, mereka beraktivitas di pedesaan yang asri nan sejuk. Pagi
diawali dengan mencangkul, bercocok tanam. Siang, selepas di tengah
teriknya sinar matahari, istirahat sejenak. Sore menjelang, tiba saatnya untuk
pulang ke rumah. Demikian roda dinamika kehidupan setiap hari, nyaris tanpa
perubahan.
Akan tetapi
melihat kedua anaknya, mereka selalu bertengkar sepanjang hari. Perilaku
anak-anak yang hampir kita jumpai dalam setiap keluarga. Karena mereka berdua
selalu terlibat dalam pertengkaran, suatu ketika, kesabaran sang ayah memuncak
dan melebihi batas. Akhirnya anak yang kedua terkena pukulan tangan ayah,
mengakibatkan bibirnya robek (“sumbing”). Hingga kini kedua anak tersebut
diabadikan sebagai nama gunung Si(ndoro) (yang sekarang Gunung Sindoro) dan
Si(sumbing) (sekarang Gunung Sumbing). Ndoro adalah julukan kepada seseorang
karena sikap santun, bijaksana dan selalu melindungi. Adapun sumbing diberikan
kepada anak yang nomor dua karena tingkahnya. Gunung sumbing bila dilihat dari
sisi timur atau barat akan terlihat bagian tengah robek, melengkung ke bawah.”
Nama : Gunung Sumbing
Nama Kawah : Kawah Sumbing
Lokasi : Desa Pager Gunung, Kecamatan Tjepit, Kabupaten Temanggung Ketinggian : 3. 340 m dpl
Wilayah : Kabupaten Temanggung, Magelang, Wonosobo dan Purworejo. Kota Terdekat : Temanggung (Timur laut), Parakan (Utara), Wonosobo (Barat), dan Magelang (Tenggara).
Tipe Gunung : Gunung Api strato tipe B
Pos Pengamatan : Desa Genting Sari, Parakan-Temanggung pada Ketinggian 950 m dpl.
GUNUNG SINDORO
Nama : Gunung Sindoro
Nama Kawah : Kawah Sindoro
Lokasi : Desa Katekan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung
Ketinggian : 3.155 m dpl
Wilayah : Kabupaten Temanggung, dan Kabupaten Wonosobo.
Kota Terdekat : Temanggung (Tenggara), Parakan (Timur), Wonosobo (Barat).
Tipe Gunung : Gunung Api strato tipe B
No comments:
Post a Comment