Saturday, 24 January 2015

Berkunjung ke Benteng Van der Wijck



Waktu yang hanya sebentar saat saya berada di Gombong, Kebumen tidak saya sia-siakan untuk mampir ke Benteng Van der Wijck. Keinginan saya untuk bisa berkunjung ke benteng ini akhirnya terlaksana. Sebenarnya sudah beberapa kali saya lewat Gombong namun belum ada kesempatan untuk mampir. Kesan pertama yang muncul ketika menelusuri ruang demi ruang dari bangunan yang dihubungkan dengan lorong-lorong berdinding merah menyala, adalah kesunyian yang mendalam. Kesan seram, tapi takjub. Sunyi, karena yang terdengar hanyalah detak suara sepatu saat kaki kami melangkah menyusuri setapak demi setapak lorong dari bangunan tua yang sudah berusia ratusan tahun ini. Kesan seram muncul, karena bangunan tua peninggalan Belanda itu adalah salah satu saksi bisu dari kekejaman kaum penjajah. Rasa Takjub, karena sebuah fakta, bahwa dua ratus tahun yang lalu, dunia kearsitekturan dari negara Barat sudah sangat maju. Itulah Salah satu Objek wisata bernama benteng Van der Wijck.


Benteng Van der Wijck adalah benteng pertahanan darat terbesar yang ada di tanah Jawa bagian selatan pada waktu itu, yang  Meliputi garis pertahanan wilayah dari eks Karesidenan Kedu bagian selatan (meliputi wilayah Kebumen, Purworejo, sampai  Wonosobo) dan juga eks Karesidenan Banyumas, Cilacap, Purbalingga, dan juga Banjarnegara.
Benteng Van der Wijck terdiri dua lantai. Lantai pertama, mempunyai empat buah pintu gerbang. Di dalamnya terdapat enam belas ruangan yang besar dan 27 ruangan yang lebih kecil. Selain itu, di bagian bangunan ini juga terdapat 72 buah jendela dan 8 tangga untuk naik ke bagian lantai dua. Sedangkan Lantai kedua memiliki 16 ruangan besar, dan 25 ruangan yang lebih keci, Juga ada empat buah tangga yang menghubungkan lantai kedua dengan bagian atap benteng. Di atap benteng inilah terdapat dua buah kereta kecil, yang ditempatkan dan juga digunakan untuk berkeliling benteng tersebut. Yang mengherankan dari benteng ini, lantai satu dan lantai dua mempunyai keliling yang persis sama, namun berjalan di lantai satu akan makan waktu lebih lama lima belas menit jika dibandingkan bila berjalan di lantai dua. 

Mengenai siapa yang membuat dan merancang benteng tersebut, sampai saat ini belum ada literatur yang menegaskan siapa arsitek cemerlang yang memprakarsai pembangunan benteng Van Der Wijck ini. Nama "Van der Wijck" itu sendiri juga diambil dari tulisan yang tertera di bagian pintu masuk, yang sejak dari awal memang sudah ada. "Tapi, sampai saat ini belum ada literatur yang menegaskan bahwa orang yang bernama Van der Wijck adalah pembuatnya. Van der Wijck adalah istilah dalam bahasa Belanda yang berarti "bangunan atau benteng yang berada di tengah-tengah Desa". Namun, salah seorang perwira militer Belanda yang dulu pernah menjadi komandan pasukan di benteng itu, kebetulan juga bernama Van der Wijck
Dan jika anda penasaran dengan benteng ini, silahkan berkunjung ke Gombong, Kebumen.
 
 
 
 


 
 
 
 


No comments:

Post a Comment