Monday 24 February 2014

Legenda asal-usul Kota Surabaya

Saya mempunyai anak laki-laki yang senang sekali mendengar cerita. Biasanya saat menjelang tidur dia selalu menagih kepada saya untuk dikasi cerita, nah kali ini judul yang saya gunakan adalah "Legenda asal-usul Kota Surabaya". 

Berikut adalah penggalan cerita yang sempat saya tulis ulang :
"Pada jaman dahulu setiap awal tahun pada penanggalan Jawa, di muara aliran sungai Brantas selalu muncul ikan hiu putih yang sangat ganas mengobrak abrik dan melalap semua ikan yang ada di muara. 
Akibat dari ulah hiu putih itu para pencari ikan terpaksa gigit jari, karena belum ada yang mampu menangkapnya sejak kemunculannya pada tahun kembar ( 1 Suro 1111 ). 
Karena munculnya hanya pada awal tahun Jawa ( 1 Suro ) maka ikan hiu putih yang oleh penduduk dikeramatkan itu disebutnya Ikan Suro, diambil dari nama awal bulan penanggalan. 
Kehadiran ikan Suro itu sempat mengusik ketenangan raja buaya yang sedang bersemedi. Menjelang satu suro, buaya putih dan besar itu turun dari semedinya. 
Bersamaan dengan terbitnya mentari, air muara mulai menyibak dan menciptakan gelombang yang menggetarkan dinding tebing disekitarnya. Sang buaya putih sudah siap menghadapinya.
Dua binatang besar itu telah berhadapan, semula buaya meminta supaya ikan suro kembali saja kelaut tempat hidupnya, sebab muara ini bukan lagi kekuasaan laut. Ikan Suro menolak!
Akhirnya raja buaya itu pun kehabisan kesabarannya, maka terjadilah pertarungan yang seru antara keduannya, masing masing memiliki kemampuan dan kekuatan yang seimbang.
Ternyata keduanya juga memiliki kesaktian yang luar biasa. Bila sore hari keduanya mundur untuk istirahat dan esoknya dilanjutkan lagi. terbukti setelah tiga hari mereka masih kuat.
Menjelang sore pada hari kelima rombongan tentara tar-tar dari Cina sedang mengadakan perjalanan pulang dari pertempuran melawan kerajaan Kediri yang dipimpin Raja Jaya Katwang.
Mereka berhenti ditanah lapang yang tak jauh dari muara dan mendirikan tenda untuk bermalam dan beristirahat setelah seharian berjalan dan merupakan malam ketiga.
Esoknya mereka dikejutkan oleh suasana gemuruh yang dahsyat dari arah muara sungai dan ternyata itu adalah suara kegaduhan dari pertarungan antara ikan suro dan buaya.
Para tentara itu dengan rasa kagum melihat pertempuran tersebut, kedua pemimpin itu bersepakat untuk menunggu pertarungan selesai. 
Entah sudah berapa hari dua penguasa itu bertarung, dari tubuhnya sudah mulai terluka oleh ketajaman gigi, cakar juga sirip. Darahnya mulai mengucur dan merubah warna air muara itu menjadi merah.
kesempatan itu digunakan sebaik baiknya oleh Raden Wijaya untuk mengurangi tentara tar-tar dengan cara menyergap di tenda setiap malamnya.
Pada hari ke 25, ikan suro dan buaya itu kehabisan tenaga. Tubuhnya telah penuh luka dan akhirnya keduanya ambruk. Sore itu pula Raden Wijaya menyatakan bahwa daerah muara dan sekitarnya itu disebut Suro Boyo.
Di malam itu pula tentara tar-tar yang tinggal separuh itu diserang dan harta rampasannya berhamburan menjadi kan hilir sungai pecahan brantas itu berkilauan dan orang menyebutnya Kali Mas". 

Nah demikian cerita asal-usul Kota Surabaya dan Kali Mas versi Legenda yang sempat saya tulis ulang. Dan dibawah adalah kondisi Kali Mas saat ini yang sudah mendapat perhatian serius dari pemerintah kota Surabaya dari segi kebersihannya.
 

2 comments: