Thursday 13 March 2014

Sejarah Baturraden Purwokerto


Gonjang – ganjing berita di media masa dan BBM tentang Gunung Slamet yang akan meletus tidak menyurutkan niat saya untuk mengunjungi lokasi wisata yang cukup favorit di Purwokerto. Nama tempatnya yaitu Baturraden.  Hawa yang cukup sejuk dan suasana yang indah saya rasakan ketika berada di lokasi ini. Baturraden dikenal sebagai tempat pariwisata atau peristirahatan pegunungan sejak tahun 1928. 
OK.... langsung saja saya akan sedikit sharing mengenai asal usul sejarah Baturraden.
Sejarah atau cerita yang berhubungan dengan nama Baturraden itu ada dua versi, yaitu versi Kadipaten Kutaliman dan versi Syekh Maulana Maghribi.
Baturraden berasal dari dua kata yaitu “Batur” yang dalam bahasa Jawa berarti Pembantu, Teman, atau Bukit dan “Raden” yang dalam bahasa juga berarti Bangsawan. Dilihat dari susunan kata-katanya, maka nama Baturraden terdiri dari kata :
a.Batur–Radin, yang artinya tanah datar
b.Batur – Adi, yang artinya tanah yang indah
Dua macam nama tersebut bukan sesuatu nama yang berdiri sendiri tanpa ada kaitannya dengan wilayah lain sepanjang lereng Gunung Slamet dari arah barat ke timur sampai Dieng plateau (dataran tinggi Dieng). Disekitar Baturraden juga terdapat beberapa nama diawali dengan kata ‘Batur’, seperti; Batur Agung, Batur Golek, Batur Semende, Batur Sengkala, Batur Macan, Batur Duwur, Batur Wadas Galengan dan Batur Begalan. Nah sudah mulai penasaran bukan......hehe....
Yang saya ceritakan disini yang versi Kadipaten Kutaliman ya.....
Pada Ratusan tahun silam konon terdapat sebuah Kadipaten “KUTALIMAN” yang terletak 10 km disebelah Barat Baturraden. Adipatinya mempunyai beberapa anak perempuan dan seorang “gamel” (pembantu yang menjaga kuda). Salah satu anak perempuannya jatuh cinta dengan gamel. Cinta mereka dilakukan secara sembunyi-sembuyi. Sesudah mendengar berita, bahwa anak perempuannya jatuh cinta dengan pembantunya, sang Adipati marah dan mengusir gamel dan anak perempuannya dari rumah. Diperjalanan dia melahirkan bayi didekat sungai, kemudian mereka menamakannya sungai “Kaliputra”. (Kali berarti Sungai dan Putra berarti anak laki-laki). Letaknya kira-kira tiga kilometer sebelah utara Kutaliman. Akhirnya mereka menemukan tempat yang indah dan memutuskan untuk tinggal di tempat yang sekarang dikenal dengan nama “Baturraden”. Berdasarkan versi pertama tersebut nama Baturaden seharusnya ditulis dengan dua ‘R’ karena versi tersebut berasal dari kata “Batur” dan “Raden” menjadi “BATURRADEN”.
 
 
 
 
 
 
 
 
 



No comments:

Post a Comment