Saat
melakukan kunjungan ke Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Saya teringat lagu
waktu saya masih berada di bangku Taman Kanak-Kanak yang berjudul “Naik Kereta Api”,
kalau nggak salah liric nya seperti ini :
Naik kereta api … tut … tut … tut
Siapa hendak turut .....
Siapa hendak turut .....
Kebetulan
sarana transportasi yang saya pilih adalah kereta, jadi saya berhenti di
stasiun Pemalang, lalu saya lanjutkan ke lokasi tujuan. Kabupaten Pemalang
memiliki luas wilayah 101.200 ha. Secara geografis dibagian selatan
merupakan dataran tinggi yang berhawa sejuk penuh dengan panorama alam
pegunungan dan dibagian utara berupa dataran rendah, terletak pada posisi
antara 60 50’ – 60 53’ Lintang Selatan dan 1090 08’ – 1090 10’ Bujur
Timur. Dengan batas wilayah sebelah barat Kabupaten Tegal, sebelah
timur Kabupaten Pekalongan, sebelah utara Laut Jawa, sebelah selatan kabupaten
Purbalingga.
Adapun beberapa
sumber akan sejarah Pemalang yang sempat saya gali antara lain adalah:
1. Nama Pemalang
diambil dari kepribadian watak rakyat Pemalang yang bersemboyan:
- Benteng wareng ing payudan tan sinayudan.
- Banteng wareng ing sinonderan yang artinya, rakyat Pemalang jika sudah dilukai atau dijajah berani berjuang RAWE-RAWE RANTAS MALANG-MALANG PUTUNG BERANI BERKORBAN HABIS-HABISAN DEMI NUSA DAN BANGSA.
- Arti banteng wareng rakyat kecil, payudaan : perang, tan sinayudan : perang tidak dapat dicegah RAWE-RAWE RANTAS MALANG MALANG PUTUNG BANTENG WARENG SINONDERAN : Dalam melawan musuh sambil menari-nari, sinonderan biarpun sampai kalung usus takan pantang menyerah.
2. Nama Pemalang diambil dari nama sungai me'malang' yang membentang dari sebelah utara desa Kabunan membujur ke pelabuhan Pelawangan. Sungai tersebut sering digunakan untuk sarana angkutan, membawa barang-barang dari pusat Pemalang ke berbagai wilayah seperti Kabunan, Taman, Beji, Pedurungan (pada abad ke XIV di masa Majapahit berkuasa) saat itu penguasa Pemalang adalah Ki Gede Sambungyudha.
- Benteng wareng ing payudan tan sinayudan.
- Banteng wareng ing sinonderan yang artinya, rakyat Pemalang jika sudah dilukai atau dijajah berani berjuang RAWE-RAWE RANTAS MALANG-MALANG PUTUNG BERANI BERKORBAN HABIS-HABISAN DEMI NUSA DAN BANGSA.
- Arti banteng wareng rakyat kecil, payudaan : perang, tan sinayudan : perang tidak dapat dicegah RAWE-RAWE RANTAS MALANG MALANG PUTUNG BANTENG WARENG SINONDERAN : Dalam melawan musuh sambil menari-nari, sinonderan biarpun sampai kalung usus takan pantang menyerah.
2. Nama Pemalang diambil dari nama sungai me'malang' yang membentang dari sebelah utara desa Kabunan membujur ke pelabuhan Pelawangan. Sungai tersebut sering digunakan untuk sarana angkutan, membawa barang-barang dari pusat Pemalang ke berbagai wilayah seperti Kabunan, Taman, Beji, Pedurungan (pada abad ke XIV di masa Majapahit berkuasa) saat itu penguasa Pemalang adalah Ki Gede Sambungyudha.
3. Karena erosi akibat arus
sungai yang membawa lumpur dari gunung ke laut diperkirakan per tahun terkikis
lima-enam meter maka sungai MALANG berpindah ke utara dari Comal ke Asemdoyong,
sungai itu melintang malang, tidak dari selatan gunung ke utara tetapi dari
timur ke barat, sehingga membingungkan orang yang mau berbuat jahat. contohnya
ketika patih Thalabuddin dari kesultanan Banten membawa keris Kyai tapak ia
mendadak menjadi bingung ( keder ) sehingga mondar-mandir saja di Pemalang.
No comments:
Post a Comment