Penerbangan ke
Jakarta beberapa hari yang lalu sengaja saya memilih pesawat yang mendarat di
Bandara Halim Perdana Kusuma, hal ini saya lakukan karena jarak tempuh ke Bogor
ternyata lebih dekat dari pada turun di Bandara Soekarno Hatta. Berdasarkan Google
Map dari Halim ke Botani Square Bogor kurang lebih jaraknya 40 KM saja,
sementara kalau dari Soetta jaraknya sekitar 80 KM.
Pendaratan di Halim
adalah pendaratan saya yang perdana, jadi kalau sesuatu itu pertama kali
dilakukan biasanya menarik....hehe....”Welcome To Halim Perdana Kusuma The
Legend Airport Jakarta” adalah tulisan pertama yang saya lihat ketika memasuki
terminal penumpang. Disebelahnya terdapat foto Marsma TNI Anm. Halim Perdana
Kusuma dengan ukuran yang cukup besar. Melihat kedua hal tersebut rasa
penasaran mulai timbul dalam benak saya, kenapa namanya adalah Halim Perdana Kusuma?
Setelah saya
coba melakukan penelusuran ternyata Bandara
Halim ini memiliki sejarah panjang terkait penamaannya, yang tadinya bernama
Pangkalan Udara Cilitan sampai berganti nama menjadi bandara Halim Perdana
Kusuma. Sudah mulai penasaran...? yuk kita baca uraian singkat dibawah ini.
Waktu Indonesia masih dalam masa perang mempertahankan
kemerdekaan, dua orang tokoh TNI Angkatan Udara Indonesia ditugaskan untuk
mengendarai pesawat tempur yang baru saja dibeli oleh Indonesia. Kedua tokoh
TNI AU ini bernama Halim Perdanakusuma dan Opsir Iswahyudi. Pesawat baru itu
berlokasi di Thailand. Dari Thailand, mereka mengendarai pesawat baru itu
menuju Indonesia. Sayangnya, mereka mengalami kecelakaan. Pesawat terjatuh di
kawasan pantai selat Malaka. Sosok mayat mereka ditemukan di sekitar sana.
Tidak diketahui penyebabnya, namun diduga
karena cuaca buruk atau karena ditembak. Bangkai pesawat terbang tersebut
ditemukan di sebuah hutan berdekatan dengan kota Lumut, Perak, Malaysia. Namun
tim penyelamat hanya menemukan jasad Halim, sementara jasad Iswahyudi tidak
diketemukan dan tidak diketahui nasibnya hingga sekarang. Begitu juga dengan
berbagai perlengkapan senjata api yang mereka beli di Thailand, tidak diketahui
kemana rimbanya.
Jasad Halim kemudian sempat dikebumikan
di kampung Gunung Mesah, tidak jauh dari Gopeng, Perak, Malaysia. Beberapa tahun
kemudian, kuburan Halim digali dan jasadnya dibawa ke Jakarta dan dimakamkan
kembali di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Atas jasanya tersebut Pemerintah
Indonesia memberi penghormatan dengan menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional
dan mengabadikan namanya pada Bandar Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta (
dengan mengganti nama Bandara Cililitan menjadi Bandara Halim Perdana Kusuma) .
Sementara Opsir Iswahyudi diabadikan nama nya menjadi Pangkalan Udara di Madiun.
Abdul Halim Perdanakusuma lahir
di Sampang,
18 November 1922 – meninggal di Malaysia, 14 Desember 1947 pada umur
25 tahun. Iswahjoedi lahir di Surabaya, 15 Juli 1918 – meninggal di Malaysia,
14 Desember 1947 pada umur 29 tahun.
Mungkin itu sedikit corat-coret siang ini
semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment