Monday 24 October 2016

Taman Maskot Bakantan Banjarmasin


Pagi itu matahari mulai meninggi di Banjarmasin, ibukota Kalimantan Selatan. Seusai mengelilingi kota sambil berjalan kaki, kami bergegas menuju ke Swiss-Belhotel Borneo tempat kami menginap untuk menikmati sarapan pagi yang saat itu hanya sampai pukul 10.00 Wita.

Di dalam perjalanan kami melihat patung monyet Belanda yang menyemburkan air dari mulutnya ke Sungai Martapura. Kera berhidung mancung itu bernama Bekantan yang merupakan binatang endemik pulau Kalimantan. Kalau pernah melihat maskot Dufan, pasti pernah lah yaa? Kera berhidung mancung yang selalu nampak gembira itu ialah kera Bekantan ini.

Tidak menyia-nyiakan kesempatan, saya dan beberapa kawan langsung bergegas merapat untuk melihat dari dekat. Dan ternyata setelah kami pelajari dengan seksama, patung Bekantan ini merupakan ikon baru kota Banjarmasin yang selesai diresmikan pada tanggal 29 September 2015 silam.

Seperti halnya kota-kota besar lainnya di Indonesia, bahwa tiap daerah pasti mempunyai maskot atau logo. Misal di Surabaya terdapat Patung ikan Sura dan Buaya, disini pun juga demikian. Harapan pembuat maskot tak lain adalah hanya dengan melihat maskot tersebut, seseorang sudah bisa menebak di kota mana maskot itu berada.

Hewan primata bernama bekantan ini banyak ditemui di Pulau Kalimantan. Di Kalimantan Selatan khususnya, hewan ini banyak tersebar di hutan Pulau Bakut. Tak heran jika binatang ini juga dijadikan ikon Provinsi Kalimantan Selatan selain pasar terapung. 

Patung senilai Rp 2,6 miliar ini dibuat oleh Pemerintah Kota Banjarmasin dan diletakkan di siring tepi Sungai Martapura di Jalan Kapten Pierre Tendean. Posisi patung ini berada agak jauh dari Menara Pandang dan pasar terapung, namun masih satu kawasan. Letaknya tepat di seberang Taher Square, dekat Jembatan Dewi.

Patung setinggi 6,5 meter ini banyak digunakan oleh pengunjung untuk berfoto ria dan duduk bersantai menikmati makanan di tepi Sungai Martapura sembari melihat-lihat kendaraan sungai yang melintas.

Bagi yang belum berkesempatan untuk berkunjung langsung ke Banjarmasin berikut adalah dokumentasi yang sempat saya abadikan.

No comments:

Post a Comment