Monday 13 June 2016

Mampir di Monumen Soerjo


Saat melintas di jalan raya Ngawi–Solo Km 19 beberapa hari yang lalu, saya sempatkan berhenti sejenak di sekitar Monumen Soerjo, hanya untuk sekedar mengambil beberapa dokumentasi. Kata teman saya, berkantor di Jalan Gubernur Suryo Surabaya tidak tau cerita meninggalnya Gubernur Suryo itu sesuatu....hehe...Saya pikir benar juga, dan ternyata memang benar Gubernur pertama Jawa Timur tersebut menghembuskan nafas terakhirnya ya di tempat ini.

Penasaran....? begini ceritanya, Pada bulan November 1948, Presiden Soekarno memanggil Gubernur dari seluruh Indonesia untuk berkumpul di Yogyakarta (saat itu ibu kota negara masih di Yogyakarta). Nah, saat perjalanan pulang ke Surabaya, Gubernur Soerjo dicegat oleh gerombolan PKI di hutan jati desa Sidolaju, kecamatan Kedunggalar, kabupaten Ngawi.

Di situ, Gubernur Soerjo di seret keluar mobil dan ditelanjangi, dua perwira polisi pun juga diperlakukan sama.

Setelah berjalan ke arah utara akhirnya Gubernur Soerjo dibunuh.
Mobil yang di tumpangi juga di bakar. Mayat Gubernur Soerjo dan dua orang perwira polisi itu dibiarkan begitu saja, dan pagi harinya ditemukan oleh seseorang yang sedang mencari kayu bakar.
Patung Gubernur Soerjo menunjuk ke arah utara, yaitu kearah sebuah prasasti yang menandakan tempat dibunuhnya Beliau dan dua orang perwira polisi.
 

Dan berikut adalah penggalan kata-kata yang terukir di bawah Monumen Suryo yang saya tulis ulang. Kata –kata yang menyerukan kita sebagai generasi muda untuk tetap setia kepada Pancasila & UUD 1945.

Akhir Jalan

Andai kami hari ini masih hidup
Kami gemakan irama juang
Tapi kini kami telah tiada
Akibat keganasan pemberontakan PKI
Di bulan September 1948
Ucapkan nama kami penuh ingat
Tangisi kami penuh bahagia
Biarkan tempat ini jadi sunyi
Kami menjaganya
Teruskan jalan kami, jalan Pancasila & UUD 45
Kami hanya sampai disini

Ngawi 28 oktober 1975




 

No comments:

Post a Comment