Monday 23 May 2016

Monumen Kresek Madiun


Ketika berkunjung di kota Pecel Madiun saya sempat ngobrol dengan seorang kawan, kebetulan dia sudah lama tinggal di Madiun, jadi saat saya tanya mengenai lokasi yang ada unsur sejarahnya dia lumayan paham. Lokasi yang sempat diceritakan adalah sumur tempat pembuangan korban keganasan PKI di Madiun. Lokasinya terletak 8 km ke arah timur dari pusat kota atau tepatnya berada di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun.
Dengan berbekal cerita singkat tadi, saya langsung mengajak beberapa kawan untuk mengunjunginya. Perjalanan kami tempuh dalam waktu 15 menit dari pusat kota. Setiba di lokasi, tempat yang pertama saya tuju adalah papan informasi mengenai monumen ini. Ternyata sedikitnya ada 10 point yang bisa saya baca di papan tersebut.
Monumen Kresek merupakan monumen yang menggambarkan keganasan PKI (Partai Komunis Indonesia) di Madiun pada tahun 1948, dimana dilokasi ini dulu telah terjadi peristiwa pembantaian dan pemberontakan. Monumen ini dibangun pada tahun 1987 dan selesai pada tahun 1991 di atas tanah seluas 3,3 ha.
Bangunan patung paling atas adalah Patung Muso membawa pedang yang ingin memenggal kepala seorang kyai yang dikenal dengan nama Husen. Kyai Husen adalah seorang kyai yang arif dan bijaksana, beliau sebagai anggota DPRD Kabupaten Madiun pada 1948.


Di sebelah barat bangunan Patung Muso ada bangunan relief yang menggambarkan proses pemberontakan yang dilakukan oleh PKI sekaligus penumpasannya. Penumpasan terhadap PKI dilakukan oleh Divisi Siliwangi dipimpin oleh Kolonel Sadikin dan Divisi Jawa Timur (Jatim) dipimpin oleh Kolonel Sungkono.
Di sebelah timur bangunan patung Muso ada bangunan Patung Anak-Anak Korban PKI yang menuntut belas kepada Pemerintah RI agar menumpas kegiatan PKI di Kota Madiun.
Undak-undak masuk monumen Kresek menunjukkan tanggal 17-8-1994 sebagai hari Kemerdekaan RI.

Di depan pintu masuk sebelah selatan juga terdapat prasasti batu ukiran nama-nama prajurit TNI, Polri, pamong praja, tokoh Masyarakat dan guru yang menjadi korban keganasan PKI.
Di depan prasasti ukiran nama-nama korban juga terdapat sumur tempat pembuangan korban keganasan PKI yang telah tertutup dan dibuat relief korban-korban di atasnya.
Pendapa di area Monumen Kresek merupakan bekas rumah penduduk/warga yang dijadikan Markas PKI sebagai ajang pembantaian para korban keganasan PKI.

Monumen Kresek merupakan kenangan pahit yang ditimbulkan oleh PKI yang tidak boleh terlupakan dan harus diingat oleh generasi muda bangsa dalam memperjuangkan tegaknya Pancasila dan UUD 1945. 
Mungkin itu sekelumit kisah yang bisa saya petik dari kunjungan ke Monumen Kresek di Madiun.

No comments:

Post a Comment