Sunday 29 October 2017

Kedasyatan letusan Gunung Kelud dan bebatuan yang ada di Genuk Watu



Gundukan Batu yang bertebaran di beberapa titik, mulai dari yang berada di dapur rumah warga, di sawah, di jalan, di belakang balai desa dan beberapa tempat lainnya. Itulah kesan yang saya tangkap saat memasuki Desa Genuk Watu, Kec. Ngoro, Kab. Jombang.


Sekilas nampak seperti hal yang biasa. Namun begitu saya mulai ngobrol dengan beberapa warga. Hal luar biasa mulai saya rasakan. Ada yang mengatakan bahwa batu-batu besar tersebut berasal dari letusan Gunung Kelud. Sementara jarak antara Gunung Kelud dengan Desa Genuk Watu sekitar 45 KM. Di beberapa desa sekitar Genuk Watu tidak saya temui batu-batu besar seperti itu. Artinya batu-batu tersebut dihantarkan melaui lemparan bukan melalui Aliran. 

Saya mencari referensi tentang adanya batu-batu besar di desa tersebut memang belum saya dapatkan, namun saya masih teringat artikel yang pernah saya baca mengenai legenda kutukan Lembu Sura kepada warga Kediri, Blitar dan Tulungagung.



Kalau tidak salah bunyi kutukannya sebagai berikut :   



"Yoh, Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping-kaping, yaiku Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, lan Tulungagung dadi kedung"  ~Lembu Sura~.


Kisah ini bermula dari kecantikan Dewi Kilisici yang tersohor, mendatangkan para pelamar, sayangnya yang datang tak sesuai harapan. Tak enak menolak, maka cara sulit diterapkan. Dalam legenda Gunung Kelud, pelamar sang putri ini bukan manusia. Dia makhluk berkepala lembu. Itulah Lembu Sura. Untuk menolak lamaran Lembu Sura, dibuatlah syarat pembuatan sumur sangat dalam hanya dalam waktu semalam. Tak dinyana, Lembu Sura ini punya kekuatan dan kemampuan untuk mewujudkan syarat itu.
Melihat perkembangan tak menggembirakan, sang putri pun menangis. Ayahnya kemudian memerintahkan para prajurit untuk menimbun Lembu Sura yang masih terus menggali di sumur persyaratan itu. Batu demi batu dimasukkan ke lubang sumur, menjadi sebentuk bukit menyembul karena ada Lembu Sura di dalamnya. Saat batu dilemparkan, Lembu Sura masih memohon untuk tak ditimbun. 


Begitu menyadari bahwa permohonannya akan sia-sia, keluarlah "sepatan" sebagaimana menjadi kutipan di atas. Sejak saat itulah legenda Gunung Kelud dan kedahsyatan letusan maupun dampaknya mengemuka.


Terlepas dari mitos Lembu Sura, tiga wilayah yang disebut dalam kutukannya itu memang kemudian luluh lantak. Para ahli sejarah memperkirakan letusan pada1586 yang menewaskan lebih dari 10.000 orang adalah akhir dari sejarah kekuasaan Kerajaan Majapahit.


Kita kembali ke topik bahasan tentang batu- batu yang ada de Desa Genuk Watu. Lalu apa kaitannya dengan Gunung Kelud ? Tentu saja letusannya. Dengan letusan yang super dasyat tersebut saya memperkirakan bahwa batu-batu yang ada di Desa Genuk Watu merupakan sisa-sisa bukti kedasyatan letusan tersebut. 

Dan sampai saat ini pun adanya bebatuan yang bertebaran di Desa Genuk Watu masih bersifat misteri.



No comments:

Post a Comment