Sunday 6 August 2017

Melintas di Jalan Jaksa Menteng Jakarta Pusat


Saat Meeting di Jakarta beberapa hari yang lalu kebetulan hotel tempat saya menginap berada di daerah Menteng Jakarta Pusat. Di seberang hotel terdapat sebuah jalan yang konon sangat terkenal hingga ke mancanegara sejak tahun 1960. Jalan tersebut bernama Jalan Jaksa. Jalan ini mempunyai panjang kurang lebih 400 meter. 

Awalnya saya penasaran kok bisa sampai terkenal sampai ke luar negeri. Apakah yang membuat jalan ini menjadi begitu terkenal. Nah....untuk mengobati rasa penasaran tersebut, langkah pertama yang saya lakukan adalah dengan mengunjungi Jalan Jaksa. Saya melakukan pengamatan secara langsung ke TKP. Dan ternyata dari hasil pengamatan tersebut saya dapati bahwa di jalan jaksa terdapat turis asing yang berlalu lalang dan sebagian ada yang nongkrong di cafe-cafe. Langkah kedua saya coba browsing di Internet tentang mengapa di jalan Jaksa ini begitu terkenal. Dan yang saya dapati yaitu ternyata di daerah ini terkenal sebagai surganya para backpacker luar negeri yang ingin mencari lokasi penginapan dan tempat makan murah di Jakarta.


Nama Jalan Jaksa berawal pada zaman Belanda, ketika mahasiswa Rechts Hogeschool Batavia (Akademi Hukum Jakarta) menetap di daerah ini ketika sedang menuntut ilmu di sana. Dan sejak saat itu jalan tersebut secara resmi dikenal sebagai Jalan Jaksa.


Konon berdasarkan keterangan yang saya baca bahwa pada tahun 1968, Nathaniel Lawalata, sekretaris jenderal Asosiasi Pemuda Indonesia mengubah rumahnya menjadi hotel bernama Wisma Delima. Hotel ini adalah hotel pertama di Jalan Jaksa dan satu-satunya hotel di Jakarta yang secara internasional terdaftar di IYHF.

Jalan ini terus mengalami perkembangan banyak hostel dan tercatat di berbagai buku panduan perjalanan terkenal seperti Lonely Planet. Jalan Jaksa kemudian menjadi titik transit untuk menjelajah seluruh Indonesia dan secara resmi ditetapkan sebagai kawasan pariwisata oleh dewan kota Jakarta.
Di daeah ini juga kita akan saksikan sesekali ondel-ondel melintas sebagai ciri khas budaya betawi yang ingin tetap dilestarikan keberadaannya.

No comments:

Post a Comment