Obrolan ringan dengan teman itu topiknya bisa macam-macam, bisa tentang hobby, pengalaman atau hal-hal menarik lainnya. Untuk kalangan cowok biasanya obrolannya tentang petualangan, touring, batu permata atau hal-hal yang lagi trend. Kejadian ini berlangsung saat saya sedang berada di Pulau Celebes, disaat kami sedang asyik membahas tentang batu, tiba-tiba teman saya menyeletuk bahwa dia pernah menjumpai rumput yang konon bentuknya mirip dengan bulu perindu yang banyak fotonya beredar di Internet. Karena ada unsur penasaran yang menghinggapi, akhirnya kami putuskan untuk mengunjungi lokasi yang dimaksud yaitu di sebelah jalan di dusun Peningka, desa Laemanta, Kecamatan Kasimbar, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Nah setelah
rumput tersebut kami ambil bagian dalamnya dan kami taruh di bidang yang agak
panas ternyata rumput tersebut bisa bergerak-gerak. Kata teman saya semakin
gerakannya kencang itu berarti bagus. Tidak berhenti disitu saya langsung buka
google terus saya cocokkan dengan yang ada di gambar ternyata mirip sekali.
Dari hasil
penelusuran saya, konon bulu perindu berasal dari rumput bujang. Tumbuhan ini
banyak tumbuh di Pulau Kalimantan, saya tidak tahu kenapa tumbuhan ini juga ada
di Pulau Sulawesi. Oleh sebagian orang rumput ini diyakini mengandung energi
pengasihan dengan daya pikat yang sangat tinggi. Oleh sebab itu Bulu Perindu ini
sering digunakan sebagai sarana pelet ampuh...hehe....
Bulu
Perindu yang berasal dari rumput bujang terutama dibagian akarnya sampai saat
ini masih menjadi primadona sarana pelet. Karena akar rumput bujang ini bisa
bergerak secara magis manakala terkena air atau asap rokok. Bulu Perindu dari
akar rumput bujang ini akan menggeliat-geliat atau menari-nari, saling melilit
dan merangkul jika didekatkan satu sama lain seperti jiwa-jiwa yang sedang
kasmaran....ahay....
Bagi saya
semua itu hanyalah sarana saja dan penentu dari semuanya bersumber pada “Sang Khalik”,
kalau bahasa Jawa Timur nya adalah tergantung “Sing Ngecet Lombok”. Sekian dulu
corat coret siang ini, nanti disambung lagi lain waktu ya.
Wiyak bumi wiyak langit jagad suwung lan ono bebayane,ingsun sejatine manungso kang wus kerso bis...sengkulem...tes...sengkulem..tan ono bebayane..thikur thikur tekane nundhuk mulihe mendungkul
ReplyDelete