Thursday, 22 December 2016

Ziarah ke Makam Sultan Nuku


Sejak di bangku Sekolah Dasar mungkin kita sudah pernah melihat gambar pahlawan nasional yang warna baju dan ikat kepalanya putih ini. Ya....beliau adalah Sultan Nuku Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Pulau Tidore. Nama sebenarnya adalah Muhammad Amiruddin. Dia merupakan Sultan dari Kesultanan Tidore yang dinobatkan pada tanggal 13 April 1779, dengan gelar “Sri Paduka Maha Tuan Sultan Saidul Jehad el Ma’bus Amiruddin Syah Kaicil Paparangan”. Sebuah pengalaman yang luar biasa saya bisa berziarah ke makam beliau beberapa waktu yang lalu.
 

Komplek makam Sultan Nuku berada di Desa Soasio, Kecamatan Tidore, Kabupaten Tidore Kepulauan, Propinsi Maluku Utara. Berlokasi dipinggir jalan, jadi sangat mudah untuk dicari.

Sedikit ulasan mengenai Muhamad Amiruddin alias Sultan Nuku yang saya kutip dari Wikipedia Indonesia bahwa beliau adalah putra Sultan Jamaluddin (1757–1779) dari kerajaan Tidore. Nuku juga dijuluki sebagai Jou Barakati artinya Panglima Perang. Pada zaman pemerintahan Nuku (1797 – 1805), Kesultanan Tidore mempunyai wilayah kerajaan yang luas yang meliputi Pulau Tidore, Halmahera Tengah, pantai Barat dan bagian Utara Irian Barat serta Seram Timur. Sejarah mencatat bahwa hampir 25 tahun, Nuku bergumul dengan peperangan untuk mempertahankan tanah airnya dan membela kebenaran.
Dari satu daerah, Nuku berpindah ke daerah lain, dari perairan yang satu menerobos ke perairan yang lain, berdiplomasi dengan Belanda maupun dengan Inggris, mengatur strategi dan taktik serta terjun ke medan perang. Semuanya dilakukan hanya dengan tekad dan tujuan yaitu membebaskan rakyat dari cengkeraman penjajah dan hidup damai dalam alam yang bebas merdeka. Cita-citanya membebaskan seluruh kepulauan Maluku terutama Maluku Utara (Maloko Kie Raha) dari penjajah bangsa asing.
Ia adalah seorang pejuang yang tidak bisa diajak kompromi dan pengaruhnya yang kuat di wilayah Maluku. Hingga usia senja, semangat dan perjuangannya tidak berhenti. Ia meninggal dalam usia 67 tahun pada tahun 1805. Sebagai penghargaan terhadap jasa-jasa, Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan Sultan Nuku sebagai "Pahlawan Nasional Indonesia".

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa pahlawannya. Demikian sekelumit catatan mengenai Sultan Nuku yang sempat saya tulis ulang.
 





No comments:

Post a Comment