Saat berada di Sofifi, ibukota Propinsi Maluku Utara tepatnya di depan kantor gubernur saya menjumpai sebuah patung Burung Bidadari berukuran besar. Konon pemerintah setempat menjadikan “Bidadari Halmahera” sebagai maskot-nya Pemerintah Propinsi Maluku Utara. Burung ini tidak ada di tempat manapun di dunia, kecuali di Halmahera, Propinsi Maluku Utara. Itulah sebabnya, Burung Bidadari ini lebih dikenal dengan sebutan Bidadari Halmahera.
Berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber bahwa burung
bidadari adalah satu-satunya jenis cendrawasih yang hidup di luar Papua. Dan
itu hanya ditemukan di Halmahera. Ada beberapa titik yang ditengarai sebagai
habitat asli burung Bidadari, yaitu di Sidangoli, Labi-Labi, Tayawi, dan
Uni-Uni. Yang menarik dari Bidadari Halmahera adalah bulu panjang putih yang
keluar dari pangkal sayapnya. Bulu ini hanya dimiliki Bidadari Halmahera jenis
jantan dan hanya muncul pada saat tertentu saja.
Burung Bidadari pertama kali diketahui oleh seorang
naturalis asal Inggris, Alfred Wallace pada tahun 1858 di Pulau Bacan. Wallace
menamakannya Bidadari karena terpikat oleh keindahan dan keelokan tariannya. Oleh
penemuan Wallace sebagai burung tercantik yang pernah ia lihat, Burung Bidadari
sekarang dikenal sebagai burung endemik Halmahera karena tidak dijumpai di
tempat manapun di dunia.
Sekian catatan ringan saat berkunjung ke Pulau
Halmahera.
No comments:
Post a Comment