Oh coba kawan kau dengar ku punya cerita
tempat biasa ku berbagi rasa
suka duka tinggi bersama
di … di balik ramainya Yogya
tempat biasa ku berbagi rasa
suka duka tinggi bersama
di … di balik ramainya Yogya
* mari sini berkumpul kawan
dansa dansa sambil tertawa
dansa dansa sambil tertawa
bila kau datang dari selatan
langsung saja menuju Gondomanan
belok kanan sebelum perempatan
teman-teman riang menunggu di sayidan
langsung saja menuju Gondomanan
belok kanan sebelum perempatan
teman-teman riang menunggu di sayidan
** di sayidan, di jalanan
oh angkat sekali lagi gelasmu kawan
di sayidan, di jalanan
tuangkan air kedamaian
oh angkat sekali lagi gelasmu kawan
di sayidan, di jalanan
tuangkan air kedamaian
jangan kau takut pada gelap malam
bulan dan bintang semuanya teman
tembok tua, tikus-tikus liar
iringi langkah kita menembus malam
bulan dan bintang semuanya teman
tembok tua, tikus-tikus liar
iringi langkah kita menembus malam
Demikian liric lagu musisi Shaggy Dog yang berjudul "Di Sayyidan" yang cukup terkenal. Lagu ini sangat kerap dinyanyikan oleh teman-teman saya ketika kita karaoke bersama. Begitu penasaran ingin mengunjungi Jembatan Sayidan yang sangat terkenal tersebut maka saya sempatkan pergi ke Yogyakarta untuk mengambil beberapa gambar.
Jembatan Sayidan merupakan salah satu
dari beberapa jembatan yang dibangun di kawasan kota Yogyakarta. Nama Jembatan
Sayidan perlahan-lahan mulai dikenal oleh para wisatawan dan media seiring
dengan kemunculan lagu “Di Sayidan” oleh salah satu grup band ternama di
Yogyakarta yaitu Shaggy Dog dan Kampung Sayidan yang ada disebelahnya yang
mencetak banyak seniman besar.
Tidak banyak yang tahu
bahwa sebelum Jembatan Sayidan terkenal berkat para seniman, Jembatan Sayidan
yang membelah aliran Sungai Code memiliki kaitan erat dengan wilayah Kraton
Yogyakarta. Fungsi utamanya sebagai gerbang masuk kawasan ibukota Kraton
Yogyakarta. Hal itu dibuktikan dengan keberadaan gapura bentar yang berada di
sebelah barat Jembatan Sayidan pada sisi kiri dan kanan jalan.
Keberadaan
Jembatan Sayidan sebagai pintu masuk menuju kawasan ibukota Kraton Yogyakarta
dari arah timur, sedangkan Jembatan Serangan dari arah barat. Fungsi tersebut
perlahan-lahan pudar setelah Kraton Yogyakarta bergabung
dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan pembangunan jembatan-jembatan
baru di sepanjang aliran Sungai Code.
Saat ini Jembatan
Sayidan menjadi salah satu jembatan yang menjadi perhatian khusus dimana
dilakukan pembangunan untuk memperindah bangunan jembatan. Di bagian tepi jalan
dibangun gapura mirip sebuah benteng yang dibagian atasnya tertulis kata
“Sayidan” untuk memperkuat nama jembatan sekaligus nama kampung yang berada
disekitarnya. Selain itu pagar pembatas jalan juga dibuat lain daripada yang
lain dengan tiang penyangga berbentuk persegi.
Di tepi jembatan
terdapat sebuah papan berwarna biru dengan tulisan “Jembatan Sayidan” yang
cukup jelas dibaca dari kejauhan dan sepertinya baru ditemukan di Yogyakarta
selain Jembatan Serangan. Banyaknya simbol yang memperkuat nama Jembatan
Sayidan memberikan pesan bahwa jembatan ini memiliki sejarah yang cukup
panjang. Meskipun beberapa pengunjung datang ke jembatan ini hanya sekedar
berhenti sejenak dan berfoto-foto, setidaknya jembatan ini kembali ramai dan
mendapat perhatian. Buku-buku sejarah pun sangat minim membahas sejarah
keberadaan jembatan ini. Tidak ada yang tahu nasib Jembatan Sayidan kedepannya,
namun yang pasti semakin hari semakin banyak kendaraan yang melewati Jembatan
Sayidan ini.
No comments:
Post a Comment