Thursday, 31 December 2015

Merenungi makna Pergantian Waktu



Pagi ini saat sarapan di warung nasi pecel pinggir jalan Gajah Mada Sidoarjo, saya sempat membaca halaman depan salah satu surat kabar ternama di Jawa Timur bahwa akan ada banyak pesta kembang api di beberapa titik kota Surabaya. Tidak kalah ketinggalan hampir di semua hotel dan restoran juga akan memeriahkan pesta pergantian tahun ini dengan berbagai acara. Yang jelas bakalan penuh malam hari nanti dengan berbagai hiburan dan pesta pora. Kalau saya boleh menggambarkan kurang lebih suasananya akan ada banyak dentuman suara kembang api bersahut-sahutan dipadu dengan cahayanya yang beraneka ragam warna dan bentuk, juga suara terompet tahun baru yang memekakkan telinga, keadaaan begitu meriah terjadi di lapangan, jalan raya, lorong-lorong, hingga gang-gang sempit. Begitulah suasana pesta pergantian tahun berlangsung setiap tahunnya. Masyarakat berkumpul di tempat-tempat tertentu, menunggu momen-momen penting, detik-detik terakhir menuju tahun baru 2016, yang biasa disebut Count down, menghitung mundur dari detik kesepuluh menuju detik tarakhir. Saking serunya terkadang kita lupa tentang makna dari pergantian waktu itu sendiri. Sejatinya pergantian tahun baik Hijriah, maupun Masehi hanyalah pergantian waktu semata. Waktu, berasal dari bahasa Arab “waqt” yang disamakan dengan “masa”.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) Waktu atau Masa adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. Dalam hal ini, skala waktu merupakan interval antara dua buah keadaan/kejadian, atau bisa merupakan lama berlangsungnya suatu kejadian. Maka dengan itu, dapat diartikan jika arti pergantian waktu adalah pergantian proses, perbuatan atau keadaan berada atau berlangsung, dan waktu yang telah berganti, walaupun terjadinya baru sepersekian detik, menjadi masa lalu dan waktu yang belum terjadi walau seper sekian detik dari sekarang adalah masa depan. Oleh karena itu terjadinya pergantian tahun yang berlangsung sepersekian detik bukanlah hal istimewa karena setiap sepersekian detik waktu terus berganti. Jika pergantian tahun, seperti pergantian tahun Masehi menjadi istimewa, itu merupakan perayaan yang berasal dari ajaran para penyembah Dewa Janus pada zaman Romawi Kuno.

Namun demikian perlu diingat bahwa ahli hikmah dari timur pernah berkata “Al-waqtu atsmanu mina adz-dzahabi” yang artinya waktu lebih berharga dari pada emas. Dan “Al waqtu kassaifi, in lam taqtha’hu qata’aka” artinya waktu itu seperti pedang, jika engkau tidak pandai mengelola, ia akan membunuhmu.

Selamat tinggal 2015 dan selamat datang 2016 !!!!

No comments:

Post a Comment