Berbekal
rasa ingin tahu yang besar akan keberadaan Kerajaan Talaga Manggung yang konon hingga sampai saat ini belum dapat dipastikan letak
keratonnya, berdiri dimana dan pertama kali dimana di bangunnya. Saya menyempatkan
diri berkunjung ke Museum Talaga Manggung yang berlokasi di Ibukota Kecamatan
Talaga, Kabupaten Majalengka. Yang tak lain dan tak bukan hanya ingin
melepaskan dahaga rasa keingintahuan saya.
Beribu
sayang memang.......saat saya berada disana museum tidak sedang buka, namun tidak
berhenti disitu....saya menyempatkan diri ngobrol dengan beberapa orang yang
ada disana. Konon katanya kerajaan ini dibangun
oleh Prabu Batara Gunung Picung putra Prabu Darma Rehe, saudara dekat Prabu
Angga Larang yang mendirikan Kerajaan Pajajaran dan terkenal dengan nama Prabu
Munding Sari. Anda yang terlahir di abad ini tentu tidak akan mengenal
Prabu Batara Gunung Picung, termasuk juga saya....hehe.....( baru mendengar nama
itu sekarang ).
Tapi bila anda penasaran, berjalanlah
sekitar 1 km ke arah selatan kota Talaga. Anda akan menjumpai sebuah bukit
berbatu dengan nama Gunung Picung. Di gunung ini terdapat beberapa makam,
diantaranya makam Prabu Batara Gunung Picung yang berputrakan Sunan
Cungkilak. Lalu Sunan Cungkilak berputrakan Sunan Benda dan bercucukan
Sunan Ponggang Sang Romahyang. Selanjutnya penerus Kerajaan Talaga
setelah Sunan Ponggang Sang Romahyang dipegang putranya bernama Prabu
Darma Suci yang berputra Begawan Resi Garasiang dan Prabu Darma Suci 2 atau
lebih dikenal Sunan Talaga Manggung.
Prabu Darma Suci 2 menampuk pimpinan
kerajaan sekitar abad ke 13,karena kakaknya Begawan Garasiang lebih memilih
menjadi seorang pandita daripada menjadi raja. Hingga saat ini di belahan
selatan kota Majalengka, Jawa Barat di kaki Gunung Ciremai terdapat sebuah
dusun bernama Dusun Garasiang Desa Giri Mulaya Kecamatan Banjaran. Resi
Garasiang dikaruniai seorang putri bernama Ratu Mayang Karuna. Ia menikah
dengan putra tua Prabu Munding Sari yaitu Prabu Guru Gantangan atau
dengan nama lain Prabu Mundingsari Ageung. Dari hasil perkawinannya itu
dikarunia seorang anak laki-laki, Raden Rangga Mantri atau lebih dikenal dengan
sebutan Prabu Pucuk Umum Talaga. Sementara
Prabu Darma Suci 2, adik kandung Resi Garasiang berputrakan Raden Panglurah dan
Nyi Mas Simbar Kancana, orang-orang kerajaan Galuh lebih senang
menyebutnya Nyai mas Ratu Patuakan.
Di sekitar puncak Gunung Ciremai, tepatnya
di kawasan Pegunungan Gegerhalang terdapat beberapa makam yang belum dikenal,
namun di kawasan tersebut terkesan ada tanda - tanda bekas kehidupan di
masa silam. Terutama di kawasan Gunung Pucuk antar lain terdapat nama Prabu
Pucuk Umum. Wilayah ini berada di sebelah timur Situ Sangiang atau belahan
selatan Gunung Ciremai perbatasan dengan wilayah Kabupaten Kuningan. Terhadap situs ini, pemerintah belum melakukan pendataan
apalagi peneletian. Padahal, sangat diperlukan untuk mengungkap tentang
keberadaan Kerajaan Talaga yang merupakan leluhur warga Majalengka. Di samping
itu, juga merupakan aset budaya negara yang perlu dibuka dan dilestarikan.
Demikian sedikit catatan saya di museum
Talaga Manggung.
No comments:
Post a Comment