Kalau anda orang Surabaya pasti tidak asing dengan
monumen yang berada tepat di belakang saya. Ya.......Monumen patung Gubernur
Suryo namanya. Monumen
tersebut dibangun dengan tujuan sebagai penghormatan yang ditujukan untuk
Gubernur pertama Jawa Timur yang telah terbunuh selama pemberontakan PKI di
Madiun tahun 1948.
Dari
beberapa sumber yang saya baca mengenai kisah Gubernur Suryo sebagai Gubernur
Jawa Timur cukup unik. Hanya berbekal surat kawat, dia memimpin Jawa Timur di
masa revolusi 1945. Tidak pernah ada catatan dimanakah Suryo dilantik dan oleh
siapa, termasuk surat pelantikannya. Namun birokat yang satu ini begitu
pemberani. Dia dianggap sebagai pemicu perang 10 November 1945. Kisahnya, pada
tanggal 09 November 1945 Inggris mengultimatum agar seluruh senjata rakyat
diserahkan atau Surabaya dibumihanguskan esok harinya. Suryo “memegang bola”
saat itu. Pada tanggal 09 Nopember 1945 pukul 23.00 WIB ia berpidato di RRI dan
justru menyatakan menolak ultimatum tersebut. Pidato inilah yang menyulut
perang 10 November yang legendaris itu.
Adapun petikan pidato Gubernur Suryo adalah sebagai berikut:
Adapun petikan pidato Gubernur Suryo adalah sebagai berikut:
” Berulang-ulang telah kita kemukakan bahwa sikap kita ialah : Lebih baik
hancur daripada dijajah kembali. Juga sekarang dalam menghadapi ultimatum pihak
Inggris kita akan memegang teguh sikap ini. Kita tetap menolak ultimatum itu. “
Lokasi
monumen ini berada di Kompleks Taman Apsari di Jalan Gubernur Suryo di depan
Gedung Negara Grahadi Surabaya.
No comments:
Post a Comment