Thursday, 18 July 2019

Cerita Perjalanan ke Distrik Kokas Kabupaten Fakfak


Dari kota Fakfak kami melakukan perjalanan ke distrik Kokas dimana ada urusan yang harus saya selesaikan. Perjalanan kami mulai dari kota Fakfak, awalnya masih banyak rumah penduduk di kanan dan kiri jalan, setelah kendaraan berjalan sekitar 5 km, jalan yang kami lewati berubah menjadi hutan belantara tak berbatas. Benar-benar cuma hutan dan tidak ada rumah satupun.


Saya tidak bisa membayangkan kalau terjadi apa-apa di jalan saat malam hari atau saat sepi, siapa yang bisa menolong. Terkadang ada binatang liar seperti babi hutan atau anjing liar melintas di jalan, jadi dalam berkendara harus benar-benar berhati-hati.

Kawan saya yang asli orang Fakfak bercerita tentang kebiasaan orang lokal yang ketika mereka marah, mereka akan menebang kayu besar dan menghalangi jalan aspal. Meskipun marahnya terhadap keluarga sendiri.

Ketika ada kayu besar melintang biasanya motor dan mobil akan  sabar menunggu sampai kayu tersebut disingkirkan. Bisa menunggu sampai berjam-jam, katanya dengan santai. Benar-benar cara marah yang aneh, kata saya. Marahnya ke siapa, efeknya ke orang lain. Tetapi memang begitulah orang Fakfak, sekali marah, tebang pohon besar. Kalau di Jawa ada yang seperti ini pasti sudah heboh masuk berita. Di Fakfak termasuk hal yang biasa saja. Untung saja pas kami lewat pas tidak ada orang marah-marah.....hehe.....


Kendaraan melaju dengan lancar, bebas hambatan dan tanpa macet, memasuki sebuah distrik yang mempunyai sebuah air terjun di pinggir jalan. Kami berhenti sebentar untuk sekedar beristirahat dan foto-foto. Namanya adalah air terjun kayuni. Kami hanya bisa menikmati air terjun ini dari jarak beberapa puluh meter saja.


Setelah sepanjang jalan hanya melihat hutan lebat, akhirnya saya bisa melihat lautan lagi. Sampailah kami di Kokas.


No comments:

Post a Comment