Thursday, 25 May 2017

Monumen Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck di Brondong Lamongan



Adakah diantara teman-teman yang sudah pernah membaca novel "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck" karya Hamka ? Hehe.....saya rasa banyak juga yang belum termasuk saya....Jujur saya sendiri baru mengetahui adanya monumen ini dari teman bahwa di Brondong Lamongan terdapat Monumen tenggelamnya kapal Van Der Wijck.


Konon Monumen tenggelamnya kapal Van Der Wijck dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda tahun 1936 dan berlokasi di lingkungan kantor perikanan Brondong Lamongan. Sekitar 15 menit dari Wisata Bahari Lamongan ke arah barat.

Monumen ini dibangun untuk memperingati tenggelamnya kapal Van Der Wijck dan juga sebagai ucapan terimakasih pemerintah Hindia Belanda kepada para nelayan pesisir Brondong yang telah banyak membatu saat musibah itu terjadi.


Kapal Van der Wijk adalah kapal uap milik Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) yang merupakan cikal bakal Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) saat ini. Rute kapal pada waktu itu memang melayani kawasan Hindia Belanda.


Kapal Van der Wijk dibuat oleh Maatschappij Fijenoord, Rotterdam tahun 1921 dengan berat tonase 2.596 ton, lebar kapal 13,5 meter. Kapal ini mendapat nama panggilan "de meeuw" atau "The Seagull", ini karena figur kapal ini sangat anggun dan tenang. Saat pelayarannya yang terakhir, kapal Van der Wijk berangkat dari Bali ke Semarang dengan singgah terlebih dahulu di Surabaya. Kapal tenggelam di perairan Lamongan, tepatnya 12 mil dari pantai Brondong. Kapal ini tenggelam pada hari selasa, 20 Oktober 1936. Jumlah penumpang saat itu adalah 187 warga Pribumi dan 39 warga Eropa. Jumlah awak kapalnya terdiri dari seorang kapten, 11 perwira, seorang telegrafis, seorang steward, 5 pembantu kapal dan 80 ABK dari pribumi.


Menurut Wikipedia, korban dari tenggelamnya kapal ini ada 4 meninggal dan 49 hilang. Sedangkan menurut Theshiplish.com mencatat ada 58 orang meninggal. kemudian pada arsip koran De Telegraaf tanggal 22 Oktober 1936 menulis 42 korban yang hilang. Jumlah yang tidak pasti ini dikarenakan jumlah penumpang yang tidak sesuai dengan manifest. Banyak kuli angkut pribumi yang tidak tercatat, kemungkinan merekalah yang banyak hilang. Van Der Wijck sendiri merupakan nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang diangkat Ratu EmmaVan Waldeck-Paymont pada tanggal 15 Juni 1893. Ia mulai memerintah pada 17 Oktober 1893 sampai 3 Oktober 1899. Nama panjangnya adalah Carel Herman Aart Van Der Wijck.

Monumen tenggelamnya kapal Van Der Wijck berbentuk mirip menara pantau setinggi sekitar 15 meter. Terdapat dua prasasti yang ada pada dua sisi monumen. Bagian barat terdapat dengan tulisan Indonesia ejaan lama, sedangkan pada sisi timur tertulis menggunakan bahasa Belanda.
 



No comments:

Post a Comment