Adakah diantara teman-teman
yang sudah pernah membaca novel "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck"
karya Hamka ? Hehe.....saya rasa banyak juga
yang belum termasuk saya....Jujur saya sendiri baru mengetahui adanya monumen
ini dari teman bahwa di Brondong Lamongan terdapat Monumen tenggelamnya kapal Van Der Wijck.
Konon Monumen
tenggelamnya kapal Van Der Wijck dibangun pada masa pemerintahan Hindia Belanda
tahun 1936 dan berlokasi di lingkungan kantor perikanan Brondong Lamongan. Sekitar
15 menit dari Wisata Bahari Lamongan ke arah barat.
Monumen ini dibangun untuk
memperingati tenggelamnya kapal Van Der Wijck dan juga sebagai ucapan
terimakasih pemerintah Hindia Belanda kepada para nelayan pesisir Brondong yang
telah banyak membatu saat musibah itu terjadi.
Kapal
Van der Wijk adalah kapal uap milik Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM)
yang merupakan cikal bakal Pelayaran Nasional Indonesia (PELNI) saat ini. Rute
kapal pada waktu itu memang melayani kawasan Hindia Belanda.
Kapal Van der Wijk dibuat
oleh Maatschappij Fijenoord, Rotterdam tahun 1921 dengan berat tonase 2.596
ton, lebar kapal 13,5 meter. Kapal ini mendapat nama panggilan "de
meeuw" atau "The Seagull", ini karena figur kapal ini sangat
anggun dan tenang. Saat pelayarannya yang terakhir, kapal Van der Wijk
berangkat dari Bali ke Semarang dengan singgah terlebih dahulu di Surabaya.
Kapal tenggelam di perairan Lamongan, tepatnya 12 mil dari pantai Brondong.
Kapal ini tenggelam pada hari selasa, 20 Oktober 1936. Jumlah penumpang saat
itu adalah 187 warga Pribumi dan 39 warga Eropa. Jumlah awak kapalnya terdiri
dari seorang kapten, 11 perwira, seorang telegrafis, seorang steward, 5
pembantu kapal dan 80 ABK dari pribumi.
Menurut
Wikipedia, korban dari tenggelamnya kapal ini ada 4 meninggal dan 49 hilang.
Sedangkan menurut Theshiplish.com mencatat ada 58 orang meninggal. kemudian
pada arsip koran De Telegraaf tanggal 22 Oktober 1936 menulis 42 korban yang
hilang. Jumlah yang tidak pasti ini dikarenakan jumlah penumpang yang tidak sesuai
dengan manifest. Banyak kuli angkut pribumi yang tidak tercatat, kemungkinan
merekalah yang banyak hilang. Van Der Wijck sendiri merupakan nama Gubernur
Jenderal Hindia Belanda yang diangkat Ratu EmmaVan Waldeck-Paymont pada tanggal
15 Juni 1893. Ia mulai memerintah pada 17 Oktober 1893 sampai 3 Oktober 1899.
Nama panjangnya adalah Carel Herman Aart Van Der Wijck.
Monumen
tenggelamnya kapal Van Der Wijck berbentuk mirip menara pantau setinggi sekitar
15 meter. Terdapat dua prasasti yang ada pada dua sisi monumen. Bagian barat
terdapat dengan tulisan Indonesia ejaan lama, sedangkan pada sisi timur
tertulis menggunakan bahasa Belanda.
No comments:
Post a Comment