Pasti kita semua hafal dengan
liric lagu yang dibawakan oleh Ismail Marzuki yang berjudul “Halo-halo Bandung”,
ya tentu.... sejak kita masih berada dibangku Taman Kanak-kanak pasti sudah
diajarkan. Liric lagunya kurang lebih seperti dibawah ini :
“Halo-halo Bandung
Ibukota periangan
Halo-halo Bandung
Kota kenang-kenangan
Sudah lama beta
Tidak berjumpa dengan kau
Sekarang telah menjadi lautan api
Mari bung rebut kembali”
Ibukota periangan
Halo-halo Bandung
Kota kenang-kenangan
Sudah lama beta
Tidak berjumpa dengan kau
Sekarang telah menjadi lautan api
Mari bung rebut kembali”
Nah saking melekatnya lagu
tersebut dalam ingatan saya, maka ketika singgah di Bandung, saya sempatkan
mengunjungi Monumen Bandung Lautan Api yang merupakan manifestasi dari
perjuangan rakyat Bandung untuk mengusir penjajahan dari kota yang dikenal
dengan sebutan Paris van Java ini. Monumen Bandung Lautan Api bisa dikatakan
menjadi markah tanah Bandung. Berdiri kokoh dengan ketinggian sekitar 45 meter
dengan 9 sisi. Monumen Bandung Lautan Api ini sendiri dibangun untuk
memperingati peristiwa Bandung Lautan Api yang dipimpin oleh Muhammad Toha
dengan melakukan pembumihangusan Bandung Selatan.
Monumen Bandung Lautan Api ini berlokasi di kawasan Tegallega. Istilah “Bandoeng Laoetan Api” sendiri memiliki sejarahnya yang tak sederhana. Ketika itu, ultimatum dari penjajah kepada Tentara Republik Indonesia (TRI) untuk meninggalkan Bandung melahirkan politik “pembumihangusan”. Semua rakyat dan pejuang Kota Bandung tentu tak rela kotanya harus jatuh ke tangan asing. Akhirnya mereka menyusun siasat dengan bermigrasi ke selatan kota dan melakukan musyawarah. Oleh sejumlah kalangan pembungihangusan Bandung merupakan langkah yang paling tepat. Rasio antara tentara sekutu dengan TRI jelas tak bisa dibandingkan dari segi jumlah maupun pasokan persenjataan.
Monumen Bandung Lautan Api ini berlokasi di kawasan Tegallega. Istilah “Bandoeng Laoetan Api” sendiri memiliki sejarahnya yang tak sederhana. Ketika itu, ultimatum dari penjajah kepada Tentara Republik Indonesia (TRI) untuk meninggalkan Bandung melahirkan politik “pembumihangusan”. Semua rakyat dan pejuang Kota Bandung tentu tak rela kotanya harus jatuh ke tangan asing. Akhirnya mereka menyusun siasat dengan bermigrasi ke selatan kota dan melakukan musyawarah. Oleh sejumlah kalangan pembungihangusan Bandung merupakan langkah yang paling tepat. Rasio antara tentara sekutu dengan TRI jelas tak bisa dibandingkan dari segi jumlah maupun pasokan persenjataan.
Sekian dulu ulasan saya tentang Monumen Bandung Lautan Api, semoga memberikan manfaat.
No comments:
Post a Comment