Wednesday, 20 February 2019

Berkunjung ke Istana Gebang Blitar


Banyak petugas berpakaian atasan putih dan bawahan hitam berlalu lalang di sekitaran bangunan yang konon disebut Istana Gebang. Terdapat juga beberapa anggota kepolisian sedang bersiaga di beberapa sudut Istana.

Saya beranikan diri masuk ke halaman Istana untuk menemui salah satu petugas. Saya tanyakan ada kegiatan apa gerangan di Istana sore ini. Dan saya peroleh jawaban bahwa terdapat kunjungan dari Mabes Polri. Selanjutnya beberapa petugas mempersilahkan saya dengan ramah untuk memasuki istana. Dengan senang hati saya menyambutnya.

Memang kedatangan saya ke Istana Gebang di Blitar ini dalam rangka melengkapi pengalaman saya untuk mengunjungi beberapa tempat yang pernah ditinggali Bung Karno semasa hidupnya.

Sebelumnya saya berkunjung ke lokasi yang pernah ditinggali Bung Karno di Parapat Kabupaten Simalungun Sumatera Utara, Gunung Manumbing Pulau Bangka, Kota Ende Pulau Flores dan Istana Bogor. Nah sekarang saya berada di Istana Gebang yang konon sebelumnya digunakan tinggal oleh bung Karno ketika masih remaja.

Istana Gabang atau dalam bahasa Jawa disebut dengan ndalem Gebang merupakan rumah tempat tinggal Orang tua Bung Karno. Rumah ini letaknya tidak jauh dari Makam Bung Karno kira-kira 2 km ke arah selatan, tepatnya di Jalan Sultan Agung No. 69 Kota Blitar. Rumah ini sebenarnya milik bapak Poegoeh Wardoyo suami dari Sukarmini, kakak kandung Bung Karno. Selain ditempati oleh kedua orang tua Bung Karno, ditempat ini pula Sang Proklamator pernah tinggal ketika masa-masa remajanya.

Istana Gebang berdiri di atas lahan sekitar dua hektar. Keseluruhan bagiannya terdiri dari rumah utama, bagian ini terdiri dari ruang tamu yang cukup luas dengan perabot kursi model lama. Dan beberapa meja dan lemari kecil di sisi barat.

Selain itu juga terdapat ruang keluarga yang juga cukup lapang dengan deretan kursi kayu berkombinasi anyaman rotan. Di sana juga terdapat kursi kayu santai lengkap dengan bangku kecil sebagi penopang kaki di bawahnya. Kursi ini biasa digunakan Soekarmini Wardojo, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Ibu Wardojo, di masa hidupnya. Soekarmini adalah kakak dari Soekarno, yang menikah dengan Wardojo sebagai suami keduanya. Karena itu pula Istana Gebang lebih akrab bagi masyarakat setempat dengan sebutan rumah Ibu Wardojo.

Di sebelah kanan rumah utama terdapat Balai Kesenian. Dulu balai kesenian itu memang digunakan sebagai tempat berekspresi bagi para seniman di sana. Di masa hidup Soekarmini Wardojo, bangunan ini juga sering digunakan untuk pementasan wayang. Dahulu, di dalamnya dilengkapi dengan seperangkat gamelan beserta wayang kulit milik mereka.

Setiap tanggal 6 Juni, yakni tanggal kelahiran Bung Karno, rumah ini diselenggarakan haul dan berbagai macam kesenian untuk memperingati hari jadi Bung Karno dan sebagai ajang hiburan rakyat.







No comments:

Post a Comment