Sudah beberapa hari tidak
update blog rasanya kangen juga duduk santai sambil menekan keyboard. Kali ini
ceritanya tentang legenda asal-usul nama suatu tempat yang saya sadur dari
cerita rakyat. Ada yang bilang bahwa Indonesia kaya akan legenda. Tak
terkecuali di Pulau Borneo yang memiliki banyak cerita rakyat dan diyakini oleh
masyarakat setempat sebagai suatu peristiwa yang pernah terjadi di masa lampau.
Cerita-cerita tersebut merupakan akar budaya suatu daerah yang mengandung pesan
serta nilai moral. Konon melestarikan cerita rakyat berarti ikut juga
melestarikan budaya dan mempertahankan kearifan lokal. Nah....cerita yang saya
tulis ulang adalah “Legenda Asal-usul Nama Balikpapan.
Menurut
cerita rakyat yang diceritakan secara turun temurun di kalangan masyarakat
Kalimantan Timur, sejak tahun 1700 an di tanah Pasir sudah ada sistem pemerintahan
kerajaan yang sangat teratur. Di bawah pemerintahan kerajaan tersebut, rakyat
hidup sejahtera. Kekuasaan raja yang memimpin pada waktu itu sangat luas,
membentang hingga ke bagian selatan. Daerah tersebut merupakan sebuah teluk
yang kaya akan hasil laut, dan pemandangan disana pun sangat indah. Sebagian
besar masyarakat yang tinggal di sepanjang teluk hidup sebagai nelayan dan
petani yang sangat makmur.
Sultan yang memerintah kerajaan pada waktu itu adalah Sultan Aji Muhammad. Sultan mempunyai seorang putri bernama Aji Tatin. Putri tersebut menikah dengan Raja Kutai. Kepada ayahnya, Aji Tatin meminta warisan untuk masa depannya. Sultan Aji Muhammad kemudian memberikan wilayah teluk yang saat itu memang belum memiliki nama.
Pada suatu hari, ketika orang-orang yang bertugas mengumpulkan upeti dari rakyat untuk Aji Tatin yang diangkut dengan perahu, datanglah angin topan yang dahsyat. Upeti dari rakyat yang sedang mereka bawa saat itu berupa papan dengan jumlah yang sangat banyak. Karena merasa tidak mampu untuk melawan badai, para pendayung perahu tersebut berusaha merapat ke pantai. Namun, karena gelombang yang sangat besar dan angin topan tersebut, perahu pun terhempas ke sebuah karang. Alat untuk mendayung pun patah dan perahu pun karam. Panglima Sendong yang memimpin rombongan tersebut dan semua anak buahnya meninggal.
Jadi, menurut legenda atau cerita rakyat Kalimantan Timur ini, nama Balikpapan diambil dari kejadian saat perahu yang berisi papan terbalik karena diterpa badai. Sedangkan pulau karang yang tertabrak oleh perahu hingga karam kini dinamakan Pulau Tukung.
Sultan yang memerintah kerajaan pada waktu itu adalah Sultan Aji Muhammad. Sultan mempunyai seorang putri bernama Aji Tatin. Putri tersebut menikah dengan Raja Kutai. Kepada ayahnya, Aji Tatin meminta warisan untuk masa depannya. Sultan Aji Muhammad kemudian memberikan wilayah teluk yang saat itu memang belum memiliki nama.
Pada suatu hari, ketika orang-orang yang bertugas mengumpulkan upeti dari rakyat untuk Aji Tatin yang diangkut dengan perahu, datanglah angin topan yang dahsyat. Upeti dari rakyat yang sedang mereka bawa saat itu berupa papan dengan jumlah yang sangat banyak. Karena merasa tidak mampu untuk melawan badai, para pendayung perahu tersebut berusaha merapat ke pantai. Namun, karena gelombang yang sangat besar dan angin topan tersebut, perahu pun terhempas ke sebuah karang. Alat untuk mendayung pun patah dan perahu pun karam. Panglima Sendong yang memimpin rombongan tersebut dan semua anak buahnya meninggal.
Jadi, menurut legenda atau cerita rakyat Kalimantan Timur ini, nama Balikpapan diambil dari kejadian saat perahu yang berisi papan terbalik karena diterpa badai. Sedangkan pulau karang yang tertabrak oleh perahu hingga karam kini dinamakan Pulau Tukung.
Begitulah
ceritanya, masalah cerita tersebut benar atau tidak memang agak sulit untuk
menelusurinya, yang jelas kini Balikpapan menjadi sebuah kota dengan masyarakat
yang majemuk dan hidup damai satu dengan yang lain. Berbagai suku ada di
Balikpapan, seperti suku Paser, suku Kutai, suku Banjar, suku Bugis, suku Jawa,
suku Madura, suku Batak, suku Sunda, suku Minahasa, suku Gorontalo dan
sebagainya.
No comments:
Post a Comment