Monday, 4 July 2016

Bawean Punya Secercah Cerita


Sehari sebelum berangkat mudik, beberapa teman saya sempat bertanya, tahun ini lebaran dimana mas? Saya jawab tahun kemarin mudik ke rumah orang tua saya di Jombang dan lebaran tahun ini giliran ke rumah mertua di Bawean. Hmm...mendengar nama yang satu ini, teman saya langsung menangkap bahwa Bawean adalah nama sebuah daerah di sebelah selatan Kabupaten Semarang. Saya langsung jawab, daerah tersebut bernama Bawen, bukan Bawean. Ternyata dia masih penasaran, sambil diam langsung mengambil gadget dan mencarinya di google, mungkin dalam benaknya terdapat sebuah tanda tanya, "dimana sih Bawean itu lokasinya?" kemudian teman yang satunya menduga-duga bahwa Bawean itu berada di daerah Kepulauan Kangean, sebelah timur Pulau Madura. Ada juga yang menduga-duga bahwa Bawean itu ada di daerah pelosok Kalimantan. Padahal, Pulau Bawean terletak di tengah-tengah laut Jawa. Lebih tepatnya sekitar 120 km di utara Gresik, Jawa Timur. Lebih tepatnya lagi, separuh perjalanan dengan kapal laut trayek Surabaya-Banjarmasin. Jadi, jika kita berkesempatan menaiki kapal laut dari Surabaya ke Banjarmasin, kita akan sekilas melihat Pulau Bawean yang menjulang eksotis dengan lautan yang biru.
Peta Pulau Bawean di tengah Laut Jawa
Dermaga Pulau Bawean
Jangan dipikir terletak di tengah Laut Jawa lalu di Pulau Bawean ini tidak ada listrik, Pulau Bawean telah memiliki sumber listrik yang mencukupi untuk menghidupkan listrik se-pulau Bawean tentunya dengan sebaran listrik yang relatif merata. Jalannya? Jangan bayangkan pula bahwa jalan di Bawean masih tanah dan berbatu-batu makadam. Hampir 80% jalan di bawean yang menghubungkan antar kecamatan merupakan jalanan beton dan paving.
 
Jalan Paving di Pulau Bawean


Saat ini, kapal yang melintasi Gresik-Bawean sebanyak 3 unit yaitu Express Bahari 8E, Natuna Express dan Gili Iyang. Kebetulan Sabtu tanggal 02 Juli 2016 saya berangkat dengan naik Kapal Express Bahari 8E dengan tarif per orang Rp. 150.000.  Buat anak-anak saya naik kapal selalu menjadi hal yang menarik bagi mereka. Tidak lupa ambil kamera untuk mengambil beberapa dokumentasi.
Penampakan Kapal Express Bahari 8E
Foto di dalam kapal Express Bahari 8E
Foto yang diambil dari dalam kapal

Untuk menambah gamblang tentang Bawean saya mencoba menambahkan keterangan yang saya dapat dari Ensiklopedia Indonesian bahwa Pulau Bawean secara administratif sejak tahun 1974 termasuk dalam wilayah Kabupaten Gresik, Provinsi Jawa Timur di mana tahun sebelumnya sejak pemerintahan kolonial pulau Bawean masuk dalam wilayah Kabupaten Surabaya. Sementara Belanda (VOC) masuk pertama kali ke Pulau ini pada tahun 1743. Bawean memiliki dua kecamatan yaitu Sangkapura dan Tambak. Penduduknya merupakan akulturasi dari beberapa etnis yang berasal dari pulau Jawa, Madura, Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera termasuk budaya dan bahasanya. Penduduk Bawean kebanyakan memiliki mata pencaharian sebagai nelayan atau petani selain juga menjadi pekerja di Malaysia dan Singapura, sebagian besar di antara mereka telah mempunyai status penduduk tetap di negara tersebut, selain di kedua negara itu penduduk bawean juga menetap di Australia dan Vietnam. Mayoritas penduduk Bawean adalah Suku Bawean, dan suku-suku lainnya. Bahasa pertuturan mereka adalah bahasa Bawean. Bukannya bahasa Madura seperti yg dimaklumkan sebelum ini. Di Malaysia dan Singapura, penyebutan suku ini berubah menjadi Boyan. Mereka menyebut diri mereka orang Boyan, maksudnya orang Bawean.
Tata kotanya hampir mirip dengan sebagian besar kota di Jawa, ada alun-alun di tengah kota dekat pelabuhan, dikelilingi masjid, pusat pemerintahan, sekolah, pasar, dan pusat bisnis. Tidak ada bangunan yang tinggi menjulang dan mencakar langit di Bawean. Rata-rata rumah paling tinggi hanya tingkat 3. Itupun sangat jarang. Rata-rata hanya rumah biasa berlantai 1. Mayoritas penduduk Bawean bekerja sebagai TKI. Sisanya ada yang menjadi nelayan, pedagang, guru, dan petani. Karena mayoritas pekerjaannya adalah TKI, maka tidak heran ketika Idul Fitri, pulau ini menjadi ramai karena penduduk asli banyak yang pulang kampung.
Foto Alun-alun Sangkapura Bawean di pagi hari

Mungkin itu sedikit cerita yang bisa saya sampaikan tentang Bawean, nanti kita sambung lagi.

No comments:

Post a Comment