Ada sesuatu yang ingin saya tulis
terkait filosofi Jawa yang sudah mulai jarang terdengar dalam kehidupan kita
sehari-hari yaitu pemahaman tentang "Empan Papan" dimana artinya
suatu sikap atau laku perbuatan orang yang bisa menempatkan sesuatu pada
tempatnya dan pada saat dan kondisi yang tepat.
Sebagai contoh yang bisa saya sebutkan
diantaranya :
Bahwa kita sepenuhnya berhak atas sebuah
kegembiraan, itu benar. Kemudian, apakah kita boleh melompat-lompat dan
berteriak dengan keras ketika ada orang sakit di situ?
Bahwa ketika lapar kita bisa makan
dengan leluasa, apakah berarti kita boleh makan di area bandara dengan
menggelar tikar?
Bahwa ketika kita memiliki sepatu yang
sangat mahal, apakah kita bisa memakainya dengan cara mengalungkan di leher?
Bahwa ketika melihat postingan di sosmed
yang rasa-rasanya menampar kita, apa ya benar postingan itu sangat khusus
ditujukan kepada kita saja?
Hal ini diperlukan untuk lebih mudah
melihat fenomena apapun dalam kehidupan. Semua ada takarannya. Semua ada
tempatnya.
Salah satu takaran itu adalah produk
budaya, termasuk bahasa lokal, situasi kondisi sosial dan budaya masyarakat.
Semoga bermanfaat.....
No comments:
Post a Comment