Pulau Penyengat dalam sebutan
sumber-sumber sejarah, adalah sebuah pulau kecil yang berjarak
kurang lebih 3 km dari Kota Tanjungpinang, pusat pemerintahan Provinsi
Kepulauan Riau. Pulau ini berukuran kurang lebih 2.500 meter x 750
meter, dan berjarak lebih kurang 35 km dari Pulau Batam.
Pulau ini dapat dituju dengan menggunakan perahu bot atau lebih dikenal bot
pompong. Dengan menggunakan bot pompong, memerlukan waktu tempuh kurang lebih
15 menit. Menurut cerita, pulau mungil di muara sungai Riau ini sudah lama dikenal
oleh para pelaut sejak berabad-abad yang lalu karena menjadi tempat
persinggahan untuk mengambil air tawar yang cukup banyak tersedia di pulau ini,
menurut legenda lebih lanjut nama “penyengat” diberikan pada pulau itu. Karena
pernah para pelaut yang sedang mengambil air tawar di pulau tersebut diserang
oleh semacam lebah yang dipanggil “penyengat” hingga membawa korban.
Nah...sudah mulai penasaran dengan ceritanya....mari kita telusuri bersama. Saya memulai perjalanan dari Tanjung Pinang dengan menggunakan perahu pompong, ongkosnya sekitar Rp 6.000 untuk sekali jalan, pompong diisi dengan 15 orang, kita harus menunggu setelah genap penumpang baru jalan. Bagi yang tidak mau menunggu bisa menyewa perahu sendiri dengan biaya sekitar Rp 80.000 untuk sekali menyeberang.
Gerbang Menuju Dermaga Pulau Penyengat
 |
Tempat Menunggu Kapal Pompong |
Setelah penumpang sudah sesuai dengan batas minimal untuk dijalankan, barulah kami diijinkan untuk menaiki perahu pompong.
Ini adalah kapal Pompong yang kami naiki, sebenarnya juga ngeri ketika ombak cukup besar, sampai-sampai baju kami basah semua terkena air laut.
Dan berikut adalah suasana diatas perahu pompong yang kami naiki.
Dari kejauhan pulau penyengat sudah terlihat.
Setelah menempuh perjalanan di atas kapal sekitar 15 menit, kami tiba di pulau penyengat. Sepanjang pengamatan kami di pulau ini tidak ada mobil, yang terlihat hanyalah motor dan untuk pelancong yang ingin mengelilingi pulau ini bisa menyewa bentor ( becak motor ) yang sudah dimodifikasi. Berdasarkan informasi dari salah satu pemilik bentor bahwa kendaraan ini merupakan sumbangan dari dinas pariwisata setempat.
Ongkos untuk mengelilingi pulau ini sebesar Rp 30.000. Itu sudah meliputi semua obyek wisata di pulau ini.
Ok Sobat....mari kita mulai berkeliling mengunjungi obyek-obyek wisata di pulau penyengat. Dan sebelum berangkat biasanya kita akan ditunjukkan peta tempat mana saja yang akan dikunjungi oleh sopir bentor ( becak motor ).
Yang pertama kita kunjungi adalah :
1. Masjid Raya Sultan Riau
Mesjid ini di bangun pada tahun 1832 pada masa pemerintahan
Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdul Rahman, pembangunan mesjid ini dilakukan
secara bergotong royong oleh semua masyarakat penyengat pada masa itu. Aspek
yang paling menarik dalam pembangunan mesjid ini adalah digunakannya putih
telur sebagai campuran semen untuk dinding mesjid. Mesjid ini merupakan
bangunan yang unik dengan panjang 19,8 meter dan lebar 18 meter, rungan tempat
sembahyang disangga oleh 4 buah tiang besar, atapnya berbentuk kubah sebanyak
13 buah dan menara sebanyak 4 sebuah, semuanya berjumlah 17 sesuai dengan
rakaat shalat sehari semalam. Di dalam mesjid ini juga terdapat kitab suci
Al-Quran yang ditulis tangan, serta lemari perpustakaan kerajaan riau-lingga
yang pintunya berukir kaligrafi yang melambangkan kebudayaan islam sangat
berkembang pesat pada masa itu.



2. Selanjutnya adalah Makam Pahlawan Nasional Bidang Bahasa Indonesia Raja Ali Haji,
Beliau dikenal sebagai bapak bahasa
Melayu-Indonesia. Budayawan di gerbang abad XX Salah satu mahakaryanya
adalah Gurindam Dua Belas (1847), menjadi pembaru arus sastra pada
zamannya.
3. Makam Yang Dipertuan Muda Riau VI Raja Ja'far dan Makam Yang Dipertuan Muda Riau VIII Raja Marhum Kantor
4. Komplek Istana Kantor
5. Gedung Mesiu
6. Benteng Bukit Kursi
7. Balai Adat Melayu Indera Perkasa
 |
Sumur air tawar yang tidak kering walaupun musim kemarau |
Nah ...sekian dulu napak tilas saya di pulau penyengat....kita akan sambung lagi pada perjalanan di tempat lain yang tidak kalah serunya.....