Kelok Sembilan kenapa begitu bersejarah menurutnya, karena jalan ini dahulu pada masa penjajahan Belanda merupakan akses satu satunya menuju Riau. Pada sisi atasnya ada jalan yang biasa dilalui pribumi dan dikenal dengan sebutan Jalan Kuda, dimana jalan tersebut menurutnya saksi sejarah dari perang padri.’’Jadi para pembawa kuda beban dulunya melalui jalan ini, dari Harau sampai kepangkalan Koto Baru,’’ terangnya. Kemudian, yang membuat Kelok Sembilan begitu spesial juga karena jalan tersebut berada di lembah dua bukit. Pada sisi kanan dari arah Pekanbaru, bukit tersebut dapat menembus ke Lembah Harau yang mendunia itu, sementara pada sisi kirinya, dapat tembus hingga ke Lipat Kain, Riau.
Pria yang mengaku pernah ikut dalam merintis jalan yang menembuskan Sumbar-Riau via Lipat Kain pada tahun 1996-1999 itu juga menceritakan mengapa sempat ada perubahan desain jembatan layang yang sebelumnya dibuat sangat pintas, kemudian dilambungkan hingga membentuk kembali sembilan kelokan.’’Kami masyarakat sini meminta agar nama Kelok Sembilan ini tetap dipertahankan, supaya anak cucu kami tidak kehilangan tilas sejarahnya,’’ ucapnya seraya menghitung ulang kelokan tersebut dari ketinggian.
Wajar memang jika jembatan
layang Kelok Sembilan begitu menjadi kebanggaan, di samping nilai sejarahnya
yang begitu tinggi. Jalan tersebut juga merupakan mega proyek yang dibangun di
tiga zaman presiden yang berbeda. Mulai dari zaman Presiden Gus Dur sebagai
penggagas hingga Presiden SBY, jembatan tersebut akhirnya rampung dibangun. Maka
tidak heran jika para pengguna jalan tidak ingin melewatkan momen untuk
mengabadikan kemegahan jembatan yang terletak di Kabupaten 50 Koto itu.
No comments:
Post a Comment