Monday, 21 January 2019

Mencicipi Kopi Ijo Tulungagung

 
Saya bukan penggila kopi, tapi setidaknya saya pernah mencicipi kopi dari wilayah paling barat Indonesia tepatnya di Pulau Sabang sampai ke Ujung Tenggara Maluku, namun baru kali ini saya merasakan kopi yang agak unik rasanya di Kota Marmer Tulungagung. Orang sini biasa menyebutnya dengan sebutan Kopi Ijo.

Awalnya saya penasaran seperti apa rasanya saat mendengar untuk pertama kalinya. Selepas aktifitas saya putuskan untuk berkunjung ke kawasan kuliner Pingka Lembu Peteng Tulungagung. "Pingka", mendengar kata itu sepertinya agak unik ya?...iya lah....akhirnya saya coba tanya ke kawan, ternyata kata Pingka adalah kepanjangan dari kata Pinggir Kali. Karena lokasi kawasan kuliner ini berada di sepanjang Kali Ngrowo Tulungagung.


Nah kita kembali ke bahasan kita di awal yaitu tentang Kopi Ijo. Kopi Ijo memiliki rasa serta tekstur yang berbeda dari kopi jenis lain. Ketika dituangkan ke dalam tatakan, Kopi Ijo akan nampak hitam kehijauan. Asal Kopi Ijo yang berwarna kehijauan ini bukanlah karena adanya campuran dengan zat pewarna, namun terjadi karena proses pembuatannya dan dibuat dari biji kopi yang berasal dari buah kopi yang masih agak mentah, alias buah kopi yang sebagian besar masih berwarna hijau.


Prosesnya yaitu mulai dari pengeringan biji kopi dengan cara disangrai dengan menggunakan wajan yang terbuat dari tanah liat dengan pengapian tradisional berbahan bakar kayu bakar. Proses ini diperlukan keuletan dalam menjaga api agar suhunya tetap stabil sehingga menghasilkan kopi yang matang dengan merata serta sempurna. Setelah melalui tahap ini, barulah biji kopi di giling menggunakan mesin.

Kalau saya ditanya rasanya. Bisa saya sampaikan rasanya agak unik dan aroma kayu bakar atau aroma sangit masih terbawa ketika kopi ijo diseduh.

No comments:

Post a Comment