Diantara
kita mungkin banyak yang belum mengenal siapa itu Halu Oleo, termasuk saya pada
awalnya. Ketika berkunjung ke Sulawesi Tenggara, banyak dijumpai nama Halu Oleo
yang dipakai sebagai nama jalan, bandara, universitas bahkan nama sebuah satuan
Korem.
Halu Oleo
adalah nama lain dari Sultan Murhum Khalifatul Khamis, yaitu raja buton ke-VI
dan sebagai Sultan pertama setelah memeluk Islam yang merubah sistem
pemerintahan kerajaan menjadi kesultanan pada tahun 1541 Masehi. Murhum juga
disebut dengan Nama Lakilaponto, Timbatimbanga, Latolaki. Murhum satu-satunya
raja yang pernah memerintah dua Negeri di jazijrah sulawesi tenggara yaitu
sebagai Raja Wuna dan terakhir sebagai Sultan Buton.
Dengan kelebihan
yang dimiliki Murhum berhasil menghancurkan gangguan keamanan termasuk Bajak
laut pimpinan Labolontio yang bermata satu serta sukses mendamaikan kerajaan
yang bertikai yaitu Mekongga dan Konawe selama 8 hari 8 malam. Karena itu
Murhum sangat disegani oleh Raja-raja yang berada di kawasan timur nusantara.
Murhum memerintah sebagai Sultan selama 26 tahun dan telah menjadikan Buton
Sebagai Pusat Syiar Islam.
Masih Banyak Prestasi lain yang dimiliki oleh Sultan Murhum. Untuk
mengenang jasa-jasanya saat saya menginjakkan kaki di pulau Buton saya
sempatkan untuk berziarah ke Makam Sultan Murhum yang berlokasi di Bukit
Lelemangura atau Kompleks Benteng Keraton Baubau.
No comments:
Post a Comment