Saturday, 14 March 2015

Belajar dari Segenggam Garam



Di pagi yang mendung ini saya ingin sedikit berbagi tulisan tentang kehidupan, terkadang dalam menjalani hidup kita mengalami hal yang tak semulus harapan, pahitnya kehidupan ibarat segenggam garam. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama. Tetapi, kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah atau tempat yang kita pakai. Sebagai contoh segenggam garam yang kita campur dalam segelas air rasanya akan lebih pahit daripada segenggam garam yang kita tabur di telaga. Kepahitan itu, selalu berasal dari bagaimana cara kita meletakkan segalanya.

Jadi, saat kita merasakan kepahitan atau kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang boleh kita lakukan yaitu lapangkanlah dada untuk menerima semuanya. Luaskanlah hati untuk menampung setiap kepahitan itu. Luaskan cara pandang terhadap kehidupan. Kita akan banyak belajar dari keluasan itu.

Hati kita adalah wadah. Batin kita adalah tempat menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hati kita itu seperti gelas, buatlah hati kita seluas telaga yang mampu meredam setiap kepahitan. Hati yang seluas dunia!

Pesan bijak yang terdapat pada tulisan diatas adalah :

Janganlah mudah mengeluh menjalani kehidupan, hadapi setiap permasalahan dengan kepala dingin dan hati yang lapang. Tersenyumlah, karena dengan itu hidup akan terasa lebih indah.

Semoga sedikit coretan diatas bermanfaat buat kita semua.

No comments:

Post a Comment